Senin, 09 Agustus 2010

MENGAPA KITA TIDAK BERSYUKUR

MENGAPA KITA TIDAK BERSYUKUR
Oleh. Ev. Timotius Sukarman, S.PAK, M.Th

Bacaan : Maz. 118: 4-9, 14
Nats : Kolose 3: 15:
Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah”

Pendahuluan
Hidup yang bersyukur merupakan kunci kepuasan dan dan kebahagiaan hidup. Tidak heran beberapa negara mempunyai acara Thanksgiving, atau hari ucapan syukur. Misalnya Amerika, Canada atau beberapa Negara Eropah. Amerika mempunyai sejarah hari ucapan syukur, setelah para pendatang dari Eropah mendarat pertama kali di benua Amerika, dan mempunyai panen pertama yang berhasil pada tahun 1623. Sejak itu, telah menjadi tradisi untuk mempunyai hari ucapan syukur.
Mereka rayakan pada hari Kamis pada minggu keempat dari bulan Nopember. Kesempatan ini digunakan menjadi akhir pekan keluarga, dimana umumnya keluarga yang datang dari berbagai tempat, berkumpul untuk merayakan ucapan syukur bersama. Hingga bulan Nopember sering dikenal sebagai bulan ucapan syukur. Hampir semua keluarga telah merindukan bulan ini, khususnya minggu terakhir dari bulan ini untuk menjadi pertemuan keluarga.
Keuntungan bersyukur:
Hidup yang bersyukur memberikan banyak keuntungan dalam kehidupan kita sehari-hari. Beberapa keuntungan tersebut termasuk:
1. Meningkat kerohanian. Hidup bersyukur menunjukkan pengakuan bahwa Tuhan adalah Sumber segala berkat.
2. Membuat kita lebih bahagia. Hidup yang bersyukur adalah kebalikan dari hidup yang mengeluh. Keluhan mengganggu kebahagiaan kita.
3. Membuat kita lebih sehat dan meningkat immunitas
Sementara kita menghadapi hidup yang penuh dengan tantangan, namun masih banyak perkara yang kita tetap dapat syukuri. Alkitab mengajar kita untuk bersyukur "DALAM SEGALA HAL." Kita bersyukur atas udara yang kita hirup setiap hari. Coba bayangkan, berapa nilai udara bagi orang yang sulit bernapas? Kita bersyukur sebab adanya rejeki. Kita bersyukur sebab kita dapat bangun pada pagi hari.. Kita bersyukur atas kehidupan. Mazmur 136:1, mengatakan, "Bersyukurlah kepada Tuhan sebab Dia baik." Ya Allah itu baiknya adanya. Allah itu Sumber kehidupan, sumber damai, sumber sumber sukacita dan sumber kebahagiaan.
Namun ucapan syukur terbesar dapat disebabkan karena kita dapat diselamatkan. Kita bersyukur oleh sebab keselamatan yang kita peroleh di dalam Yesus. Kitapun bersyukur sebab kita mendapat pemeliharaan Tuhan.
Umumnya kita mudah bersyukur bila segala sesuatu berjalan baik. Bila ada pekerjaan, ada teman, sukses dalam pendidikan atau dalam hidup berumah tangga. Namun dapatkan kita boleh tetap bersyukur dan bersuka cita sementara ada malapetaka? Dapatkan kita bersyukur sementara orang lain yang lebih junior naik pangkat, sementara kita turun pangkat? Dapatkah kita bersyukur sementara kita mendapatkan ancaman PHK? Atau saat semua jalan yang kita hadapi serba buntu? Alkitab mengajak kita untuk juga bersyukur bila menghadapi kesukaran; sebab kesukaran bermanfaat untuk pengembangan tabiat (Roma 5:3-5).
Sebuah cerita klasik yang penulis adalah pengalaman Pdt. Matthew Henry yang baru saja kerampokan. Ternyata dalam laporannya, beliau bersyukur sebab dia kerampokan. Mengapa bersyukur? Sedikitnya ada empat hal mengapa dia bersyukur, 1) Saya bersyukur sebab saya selamat, hanya uang saya yang diambil, 2) Saya bersyukur sebab uang yang diambil itupun jumlahnya kecil, 3) Saya beryukur sebab yang diambil itu uang saya, bukan uang orang lain, 4) Saya bersyukur sebab saya yang dirampok, dan bukan saya yang merampok.
Kita dapat bersyukur dalam keadaan yang paling buruk sekalipun. Bagaimana kita bersyukur? Sering kita bersyukur dengan buat acara ucapan syukur dan makan bersama. Sesungguhnya kita dapat bersyukur dengan berbagai cara. Alkitab menyebutkan beberapa cara tersebut:
Cara Bersyukur:
Pertama : 1 Tawarihk 25:3, Bersyukur dan memuji Allah."
Kita dapat bersyukur dengan menyanyi nyanyian pujian kepada Allah, Daniel 6:10, berbicara pengalaman Daniel, dia berdoa dan mengucapkan syukur kepada Allah. Kita dapat bersyukur kepada Allah dalam doa kita. Mazmur 116:17, "Aku akan mempersembahkan korban syukur kepadaMu dan akan menyerukan nama Allah." Memberikan korban syukur berarti dengan memberikan persembahan kepada Tuhan; pertanda ucapan syukur kita kepada Allah. Persembahan tersebut apakah diberikan untuk kebutuhan gereja, ataupun diberikan kepada fakir miskin, menunjukkan tanda syukur kita kepada Allah.
Kedeua, kita bersyukur dengan kehidupan kita melalui pelayanan atau hidup yang mengabdi kepada Allah. Salah satu pendukung YAPI adalah "Reaching Heart for Kids," yang dipimpin oleh Norma Nashed, seorang Advent asal Jordania. Bagaimana sampai dia menaruh perhatian hingga mendukung anak-anak panti asuhan di 13 negara, yang jumlahnya 3000 orang? Oleh sebab dia sendiri pernah jadi penghuni panti asuhan. Dia tunjukkan ucapan syukurnya dengan berbuat baik, menolong anak-anak yang kurang beruntung di berbagai penjuru dunia. Kita tidak harus bersyukur hanya bulan Nopember. Kita boleh bersyukur kapan saja, dan dimana saja. Kita dapat mengucapkan syukur kita dengan nyanyian,doa, kesaksian, persembahan syukur, atau menolong kebutuhan sesama.
Pentingnya beryukur
Yang menjadi pertanyaan saat ini adalah mengapa bersyukur begitu pentingnya?

Cerita berikut ini menggambarkannya...
Begitu memasuki mobil mewahnya, seorang direktur bertanya pada sopir pribadinya, "Bagaimana kira-kira cuaca hari ini?" Si sopir menjawab, "Cuaca hari ini adalah cuaca yang saya sukai." Merasa penasaran dengan jawaban tersebut, direktur ini bertanya lagi, "Bagaimana kamu bisa begitu yakin?" Supirnya menjawab, "Begini, pak, saya sudah belajar bahwa saya tak selalu mendapatkan apa yang saya sukai, karena itu saya selalu menyukai apapun yang saya dapatkan".

Jawaban singkat tadi merupakan wujud perasaan syukur. Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tenteram, dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia.Dengan selalu bersyukur akan membuat hidup kita bahagia.


Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur.

Pertama, kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki. Katakanlah Anda sudah memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang baik. Tapi Anda masih merasa kurang. Pikiran Anda dipenuhi berbagai target dan keinginan. Anda begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang. Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya. Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi, betapapun banyaknya harta yang kita miliki kita tak pernah menjadi "kaya" dalam arti yang sesungguhnya.

Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang "kaya". Orang yang "kaya" bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang yang dapat menikmati apapun yang mereka miliki. Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan, tapi kita perlu menyadari bahwa inilah akar perasaan tak tenteram.

Kita dapat mengubah perasaan ini dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki. Cobalah lihat keadaan di sekeliling Anda, pikirkan yang Anda miliki, dan syukurilah. Anda akan merasakan nikmatnya hidup.

Pusatkanlah perhatian Anda pada sifat-sifat baik atasan, pasangan, dan orang-orang di sekitar Anda. Mereka akan menjadi lebih menyenangkan.

Seorang pengarang pernah mengatakan, "Menikahlah dengan orang yang Anda cintai, setelah itu cintailah orang yang Anda nikahi." Ini perwujudan hidup dengan rasa syukur.

Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh karena tak dapat membeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore ia melihat seseorang yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria. Saat itu juga si kakek berhenti mengeluh dan mulai bersyukur.

Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita. Singkatnyaq : ”Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di pekarangan sendiri... :

Ada cerita menarik mengenai dua pasien rumah sakit jiwa. 
Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam, 
"Lulu, lulu, lulu, lulu, lulu Lulu."
Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang ini. Si dokter menjawab, "Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Lulu." 
Si pengunjung manggut-manggut, tapi begitu lewat sel lain ia terkejut melihat penghuni nya terus menerus memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak, "Lulu, lulu, lulu, lulu. Lulu".
"Orang ini juga punya masalah dengan Lulu?" tanyanya keheranan.
Dokter kemudian menjawab, "Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan lulu.
Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki.Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi. Cerita terakhir adalah mengenai seorang Bapak, saya masih ingat pak Tukiman. Ada di lereng perbukitan di daerah wonosobo, dua tahun yang lalu, mengucap syukur, mengundang jemaat. Saya diundang untuk kotbah ucapan syukur tersebut. Apa yang disyukuri? Tanah uruk tuk rumah masih gembur belum rata
Gedek pagar bekas dari bambu masih di sendekan (Belum di paku), semua pintu, hanya semua tirai dari kain apa adanya, dan yang sangat mengejutkan, ternyata rumah yang disyukiri (maksudnya bersyukur atas rumah tersebut) genteng bekas belum terpasang. Sambil berkotbah,saya sesekali melihat ke langit, sambil berdoa, supaya hujan tidak turun. Waktu itu bulan Nopember akhir dan musim hujan.
Setetalh seselai, kami dijamu ala kampung, dan setiap jemaat pulang dibawakan bingkisan yang isinya sangat banyak.
Sebelum kami pamit, Pak tukiman dan istri minta di doakan, khusus untuk penyelesaian rumah tersebut. Sebenarnya menurut ukuran hidup minimal, yang apa yang harus disukuri oleh PakTukiman?
Dia berkata, kami beryukur untuk seselamatan jiwa kami dan
Kami juga bersyukur untuk rumah kami, bagi kami sudah lebih dari cukup. Walaupun belum selesai. Ia percaya, Tuhan akan memberkati, yang penting bisi ditempati.
Yang terakhir kisah seorang ibu yang sedang terapung di laut karena kapalnya karam, namun tetap berbahagia. Ketika ditanya kenapa demikian, ia menjawab, "Saya mempunyai dua anak laki-laki. Yang pertama sudah meninggal, yang kedua hidup di tanah seberang. Kalau berhasil selamat, saya sangat bahagia karena dapat berjumpa dengan anak kedua saya. Tetapi kalaupun mati tenggelam, saya juga akan berbahagia karena saya akan berjumpa dengan anak pertama saya di surga."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar