Senin, 09 Agustus 2010

DINAMIKA KELOMPOK

LATAR BELAKANG

Dinamika Kelompok pada dasarnya merupakan upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi hubungan antara manusia dalam suatu kelompok, guna menyelaraskan tugas pekerjaaan kelompok untuk mencapai tujuan.
Dinamika Kelompok senantiasa dimulai dari pembentukan kelompok, dilanjutkan dengan kehidupan kelompok, pemeliharaan kelompok dan pengamatan proses bergeraknya kelompok. Dengan mempelajari dan memahami tujuan Dinamika Kelompok, maka diharapkan individu akan mengenal dirinya, dan orang lain secara lebih baik sehingga memiliki rasa kebersamaan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Pemeliharaan kelompok dan pengamatan proses bergeraknya kelompok, merupakan salah satu tugas manajer yang paling sulit. Manajer harus senantiasa menjaga agar kelompoknya tetap kompak, terpadu, dan menunjukkan kerja sama yang harmonis dan termotivasi untuk melaksanakan tugasnya.
Sejalan dengan itu, maka salah satu mata ajar dalam Diklat Kepala KUA, adalah Dinamika Kelompok, dengan harapan dapat menumbuhkan rasa saling percaya mempercayai dengan yang lain, memiliki sikap keterbukaan, memiliki rasa tanggung jawab dan merasa dirinya bagian integrasi dari yang lainnya.

B. DESKRIPSI SINGKAT

Mata Diklat Dinamika Kelompok (DK) ini dimaksudkan usaha untuk menciptakan kerjasama yang baik, diantara para anggotanya sehingga apa yang merupakan tujuan atau tugas yang dibebankan pada kelompok tersebut tercapai secara optimal.

C. POKOK BAHASAN

1. Pengertian Dinamika Kelompok
2. Ciri Kelompok yang efektif
3. Kegiatan Pembelajaran :
a. Perkenalan
b. Kerjasama
c. Komunikasi
d. Decision Making (Pengambilan Keputusan)
4. Tujuan dan Manfaat Dimanika Kelompok

D. FASILITAS/MEDIA

1. Ruangan yang cukup
2. Papan tulis, spidol, penghapus
3. Flipchart dan kertas HVS
4. Lakban, lem dll
5. Instrumen-instrumen

PENGERTIAN DINAMIKA KELOMPOK

Dinamika berasal dari kata dinamis yang berati bergerak atau hidup. Kelompok
mempunyai arti sekumpulan orang, yang terdiri dari dua orang atau lebih, karena satu
dan lain hal berkumpul dan berinteraksi satu sama lain, saling ketergantungan serta
mempunyai tujuan bersama.
Bertitik tolak dari pengertian dinamis, maka kelompok yang dinamis adalah
kelompok yang mampu menghadapi berbagai tantangan, mampu mencapai prestasi
dalam kerja sama kelompok, atau mampu mewujudkan sasaran yang telah ditentukan
(bersama) sebelumnya.
Kelompok yang sukses merupakan kelompok yang mampu mewujudkan sasarannya
secara efektif dan efisien disertai produktivitas yang tinggi. Perjalanan kelompok yang
mencapai sukses, mewujudkan sasaran yang tinggi, dan kerja sama yang efektif dan
efisien dengan produktivitas yang tinggi, senantiasa tercermin dalam dinamika
kelompok.

CIRI POKOK KELOMPOK YANG EFEKTIF

Kelompok yang efektif adalah kelompok yang dapat memecahkan bersama suatu masalah atau yang dapat mewujudkan suatu sasaran yang disetujui bersama. Kelompok juga menciptakan suatu sistem pemeliharaan kelompok untuk membina kelangsungan hidup yang sehat dan bertahan terhadap gangguan yang terjadi.
Ada tiga ciri pokok kelompok yang efektif, yaitu :
Sasaran Bersama, yaitu sasaran yang ditetapkan dan disetujui bersama.
Sistem pemeliharaan kelompok, yaitu peran dan tanggung jawab serta aturan yang jelas, prosedur, jadwal serta keluwesan untuk menyesuaikan diri yang dapat dilakukan dengan :
1) Prinsip utama dari semua kelompok ialah ketahanan untuk tetap hidup.
Suatau kelompok akan selalu berusaha untuk mempertahankan dirinya dalam waktu
yang cukup lama guna mewujudkan sasaranya. Kelompok yang efektif selalu
mengembangkan suatu cara untuk mengatasi gangguan yang datang mengancam
kehidupannya dan selalu menyesuaikan dirinya agar dapat memecahkan maslah yang
dihadapi.
2) Kelompok yang efektif akan menghentikan sebentar pekerjaannya untuk meninjau
proses kelompok, yaitu bagaimana cara kelompok melaksanakan pekerjaannya.
Kelompok dapat menata kembali dan memperjelas peran dan tanggung jawab atau
menegaskan jadwal, peraturan dan prosedur. Jika sesuatu terjadi dan mengganggu
berfungsinya kelompok, maka kelompok iitu harus menjelaskan proses kegiatan
kelompok ini sebelum melanjutkan kegiatannya.
c. Besarnya Kelompok
1) Ukuran ideal ialah cukup besar, agar pendapat yang berbeda dapat dikemukakan, tetapi
cukup kecil agar semua anggota dapat berpartisipasi.
2) Ukuran kelompok yang efektif beranggotakan antara 5 sampai 9 anggota. Kelompok
dengan jumlah anggota kurang dari 5 orang kurang dapat berintegrasi secara memadai
bila terjadi perbedaan pandangan. Dengan beranggotakan lebih dari 9 orang cenderung
terpusat pada pimpinan.

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

I. PERKENALAN

a. KARTU NAMA
1. Tujuan :
a) Peserta saling berkenalan
b) Peserta ikut aktif dalam kelompok
2. Waktu : 45 menit
3. Sarana/Prasarana :
1) Kartu nama kosong
2) Alat tulis
3) Kotak/amplop tempat kartu nama
4) Ruang yang cukup luas
4. Proses Kegiatan
1) Penjelasan Instrumen/cara bermain
a) Fasilitator menjelaskan kepada peserta bagaimana jalannya permainan
dan memberi instruksi cara bermain, peserta diarahkan pada
kesepakatan identitas perkenalan
Fasilitator membagikan Kartu nama kosong kepada setiap peserta untuk
diisi
dengan identitas masing-masing peserta.
Setelah diisi kartu nama dikumpulkan kembali , kemudian peserta
diminta mengambil kembali masing-masing sehelai kartu nama, peserta
tidak boleh memilih.
d) Peserta diminta untuk mencari kartu namanya sendiri, sambil
memperkenalkan diri dan meminta penjelasan selengkapnya tentang
temannya tersebut
e) Peserta diminta duduk kembali dan masing-masing memperkenalkan
pasangannya.
2) Apa yang terjadi :
a) Terciptanya suasana intim, karena peserta telah saling mengenal
b) Mengungkapkan diri orang lain ternyata tidak mudah, sebab harus
menjaga perasaan teman
3) Manfaat
a) Komunikasi lancar
b) Hilangnya suasana kaku.

b. ICE BREAKER

1. Tujuan : Menghilangkan kebekuan antara peserta, sehingga
peserta siap untuk saling berkomunikasi
2. Waktu : 45 menitt
3. Sarana/Prasarana : Naskah cerita yang menarik, tetapi harus mengandung
angka-angka sesuai dengan nomor urut peserta.
4. Proses kegiatan ;
a) Penjelasan instrumen/cara bermain
1) Peserta sudah mempunyai nomor urut
2) Salah satu peserta membacakan naskah, apabila disebutkan angka
dalam naskah tersebut sesuai dengan nomor urut peserta yang
bersangkutan, maka peserta yang bersangkutan harus berdiri dengan
menyebut namanya keras-keras, dan kemudian duduk kembali dengan
tenang
3) Bagi peserta yang terlambat memberi reaksi, akan diberi hukuman.
b) Apa yang terjadi
Dalam proses perilaku-perilaku peserta akan terungkap
c) Manfaat
Peserta akan menjadi semakin dekat satu sama lain.

II. KERJASAMA

BUJUR SANGKAR TERPOTONG-POTONG

a. Tujuan
1. Peserta dapat memahami/menganalisa aspek-aspek kerjasama, dan memecahkan masalah
yang timbul secara bersama-sama.
2. Peserta dapat memahami perilaku yang diharapkan dapat memecahkan masalah dalam
kerjasama kelompok dan perilaku yang merugikan bagi kerjasama dalam kelompok.
3. Peserta dapat menjelaskan faktor-faktor yang menghambat dan yang mendorong
kerjasama yang baik dalam kelompok
4. Peserta menyadari pentingnya usaha kerjasama dalam mencapai tujuan bersama dalam
kelompok.
b. Waktu : 60-75 menit
c. Sarana/prasarana :
1. Instruksi/petunjuk untuk setiap kelompok
2. 5 (lima) buah amplop berisi potongan-potongan 5 (lima) buah bujur sangkar yang
dicampur aduk sebagai berikut











Sebaiknya bujur sangkar dibuat dari karton yang agak tebal.
Amplokp A berisi kepingan i, h, e
Amplok B berisi kepingan a, a, a, c
Amplop C berisi kepingan c, j
Amplop D berisi kepingan a, d
Amplop e berisi kepingan g, b, f, c
3) Sebuah meja untuk setiap kelompok

d. Proses
1) Penjelasan instrumen/cara bermain
a) Peserta dibagi menjadi 5 (lima) kelompok atau lebih , masing-masing kelompok
beranggota 5 orang
b) Masing-masng anggota kelompok memperoleh 1(satu) amplop
c) Dengan melakukan kerjasama yang baik diantara sesama anggota kelompok, maka setiap
anggota akan dapat membuat sebuah bujur sangkar.
d) Setiap anggota kelompok hanya boleh memberi potongan-potongan yang dimilikinya
kepada sesama angota kelompok yang lain, namun dia tidak boleh memintanya.
e) Setip anggota kelompok tidak dibenarkan bersuara/bersuara
f) Setiap kelompok bekerja dengan jarak sedemikian rupa dengan kelompok lainnya,
sehingga tidak saling memperhatikan
g) Dalam bekerja setiap kelompok berpedoman kepada lembar instruksi/petunjuk yang
disediakan (dibagikan kepada kelompok) dan diawasi oleh seorang pengamat serta
dibantu oleh fasilitator.
h) Kelompok yang telah menyelesaikan pekerjaanya supaya bertepuk tangan
i) Setelah semua menyelesaikan pekerjaannya (selesai batas waktu yang disediakan), semua
peserta kembali ketempat semula
j) Masing-masing pengamat melaporkan hasil pengawasannya.
2) Apa yang terjadi
Dalam proses penyelesaian tugas dimana diharapkan setiap anggota kelompok berhasil
menyusun sebuah bujursangkar, maka berbagai kemungkinan dapat terjadi, misalnya ;
Ada peserta yang tidak mentaati peraturan permainan
Ada peserta yang tidak mengerti maksud pekerjaan
Ada peserta yang tidak mengerti melaksanakan sistem kerjasama
Ada peserta yang cepat selesai dan berpuas diiri
Ada peserta yang tidak selesai dengan pekerjaannya, dsb.
3) Manfaat
a) Setiap orang harus belajar memahami masalah secara keseluruhan
b) Setiap orang harus memahami sumbangan apa yang dapat dikaitkan dalam memecahkan
suatu masalah
c) Ada keinginan untuk memahami orang lain, untuk dapat membantunya dengan
sumbangan yang maksimal.
Kelompok yang memberikan perhatian terhadap proses pemecahan masalah, cenderung
lebih efektif dari pada kelompok yang tidak melakukannya

III. KOMUNIKASI

KLINIK DASAS DESUS

a. Tujuan
1) Peserta dapat menggambarkan terjadinya penimpangan dalam komunikasi
2) Peserta menyedari pentingnya menghindari penyimpangan-penyimpangan tersebut
agar dapat berkomunikasi dengan lebih baik.
b. Waktu : 60-90 mmenit
c. bahan :
1) Sehelai kertas yang bertuliskan pesan yang harus disampaikan.
Sebaiknya pesan sekitar 5 kalimat dan menyangkut kejadian yang berarti untuk
peserta.
2) Papan tulis,spidol/kapur
3) Kertas kosong untuk setiap peserta menulis pesan yang diterimanya.
d. Proses
1) Pengantar :
Pejelasan singkat jalannya permainan
2) Langkah-langkah :
a) Membagi peserta dalam kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 anggota.
b) Setiap kelompok diminta berhitung 1 sampai 5
c) N0. 1 dari setiap kelompok diminta meninggalkan ruang bersama dengan
fasilitator
d) Fasilitator membaca pesan yang sudah disiapkan dua kali kepada semua peserta
N0. 1. Tidak diijinkan bertanya-tanya.
e) Setiap peserta N0. 1 kembali ke kelompok masing-masing dan menyampaikan
pesan tadi ke peserta N0. 2 tanpa diberi kesempatan minta keterangan.
f) Setelah itu N0. 2 menyampaikan pesan yang diterima kepada N0. 3 dan
seterusnya sampai N0. 5.
g) Setiap peserta selesai menyampaikan pesan diharap mencatat pesan tersebut
h) Setelah orang ke 5 dalam setiap kkelompok menerima pesan dan mencatatnya,
orang tersebut diminta membacakan isinya.
i) Kkemudian fasilitator membacakan pesan asli kepada seluruh kelompok.


IV. DECISION MAKING (PENGAMBILAN KEPUTUSAN)

a. Tujuan :
1) Peserta mengetahui salah satu tugas pokok pimpinan adalah pengambilan
keputusan;
2) Peserta mengetahui bahwa pengambilan keputusan sering mengalami
hambatan
3) Peserta mengetahui bahwa pengambilan keputusan berdasarkan data dan
fakta.
b. Waktu : 60-90 menit
c. Sarana/Prasarana :
1) Kertas karton/Flipchart/HVS
2) Spidol
3) Papan Tulis
4) Ruang kelas

KASUS

Pembinaan Mental Pegawai

Sebuah Kandepag sedang giat menggalakkan pembinaan mental pegawai melalui shalat
jamaah zuhur dengan kegiatan membaca Al Qur’an secara bergiliran serta ceramah dua kali
seminggu. Mussolla hanya mampu menampung 75 orang dari jumlah pegawai 105 orang.
Penceramah dilakukan oleh para pejabat dan staf yang dianggap mampu secara bergilir.
Para pejabat terkadang sibuk melaksanakan tugas, sehingga terjadi pergantian penceramah secara mendadak.
Keadaan ini nampaknya mempunyai dampak tersendiri, karena seorang pimpinan adalah seorang yang patut digugu dan ditiru. Padahal staf ada yang belum mampu membaca Al Qur’an, sehingga mereka malu untuk mengikuti program pembinaan mental.
Untuk mengatasi hal tersebut, Kepala Kandepag memerintahkan para pejabatnya agar membentuk kelompok pengajian bagi pemula. Hal ini belum berjalan dengan baik. Selain dari pada itu,pada staf masih ada yang tidak mengikuti kegiatan pembinaan mental, karena pada waktu shalat zuhur tetap melaksanakan tugas pimpinannya dan ada juga yang pergi keluar kantor mencari makan siang dengan alasan lapar dan belum sarapan pagi. Sebagian tempat tinggal para pegawai cukup jauh dari kantor, sehingga alasan tersebut agak memadai.
Kehadiran kaum wanita sangat diharapkan. Ketika ditanya, mereka menjawab dengan meyakinkan “uzur”. Bukankah wanita uzur boleh mendengarkan bacaan Al Qur’an dan masuk mushalla, kata Kepala Kandepag.
Dari kondisi tersebut Kepala Kandepag bermaksud mengadakan rapat pimpinan dalam rangka menyukseskan program pembinaan mental pegawai dilingkungannya.

d. Proses Kegiatan :
a) Penjelasan instrumen/cara bermain
1). Peserta dibagi dalam 8 kelompok (sesuai kebutuhan)
2) Tiap kelompok dibagikan bahan kasus
3) Tiap kelompok diminta mencari, menggali dan menetapkan salah satu aspek
permasalahan yang akan dibahas dilengkapi dengan data tersurat/tersirat,
kemudian mengambil keputusan tentang langkah-langkah penanggulangannya.
4) Hasil rumusan kelompok ditulis di atas kertas karton, disajikan lalu ditanggapi
oleh kelompok lain.
b) Peserta memilih Ketua dan Sekretaris sidang/diskusi
c) Fasilitator memilih sebanyak 15 orang peserta dengan kriteria :
1) 3 orang berperan sebagai kelompok egresif (penentang)
2) 3 orang berperan sebagai kelompok pendiam
3) 3 orang berperan sebagai kelompok pengacau
4) 3 orang berperan sebagai kelompok bijaksana
5) 3 orang berperan sebagai kelompok pendukung.
d) Tugas/Peran Kelompok dalam sidang :
1) Kelompok Agresif (penentang)
(a) Menentang setiap keinginan rapat dengan alasan rasional atau dibuat-buat
(b) Selalu mengadakan interupsi pada pimpinan
(c) Mempengaruhi kawannya agar tidak setuju permasalahan rapat.
2) Kelompok Pendiam
(a) Tidak berbicara sesuatu apapun
(b) Boleh keluar, membaca koran, tidur-tiduran, merokok, ngobrol
(c) Tetap tidak berbicara, walau diminta
3) Kelompok Pengacau
(a) Mengacau rapat agar tidak ada keputusan
(b) Kalau berbicara, selalu keluar dari permasalahan
(c) Berbicara terus walau distop oleh pimpinan rapat
(d) Mempengaruhi anggota rapat agar tidak ada keputusan
(e) kalau perlu memukul meja, untuk menggolakkan pendapat.
4) Kelompok Bijaksana
(a) Dalam kondisi rapat tegang, berbicara penuh dengan tata keramahan/
sopan
(b) Mendamaikan situasi yang sedang berlarut-larut.
(c) Mengeluarkan pendapat tentang keinginan rapat
(d) Memberi nasihat pada anggota kelompok demi kelancaran pelaksanaan
rapat.
5) Kelompok Pendukung
(a) Mendukung apa yang diinginkan oleh pimpinan rapat
(b) Menentang kelompok yang agresif dan mengacau, dengan alasan rasional
atau dibuat-buat
(c) Memberi motivasi pada kelompok pendiam untuk berbicara.
6) Peserta yang tidak ditunjuk sebagai anggota kelompok, dibagi tiga kelompok
Pengamat proses diskusi dengan pembagian tugas sebagai berikut :
Pengamat Diskusi (Untuk mengamati Anggota) bertugas :
(1) Mencatat kekurangan dan kebaikan anggota dalam diskusi
(2) Memperhatikan tingkah laku anggota dalam diskusi
Pengamat Diskusi (untuk mengamati Ketua dan Sekretaris) bertugas :
(1) Mengamati fungsi ketua/Sekretaris
(2) Mengamati sistem/cara : diskusi, penyampaian pendapat, tata cara
menyanggah, sopan santun dalam diskusi dll.
Pengamat Diskusi (untuk mengamati/mengevaluasi Proses Diskusi) bertugas :
(1) Apa sebab diskusi dianggap berhasil
(2) Apa sebab diskusi itu dianggap gagal.

PEMANTAPAN
Salah satu tugas pimpinan adalah pengambilan keputusan
Tingkat-tingkat pengambilan keputusan adalah :
a) Identifikasi masalah
b) Penentuan masalah
c) Pengumpulan data/fakta
d) Evaluasi data/fakta
e) Alternatif keputusan.
Suatu keputusan bernilai lemah apabila :
f) Sasaran tidak jelas
g) Pendapat tanpa data/fakta
h) Menarik kesimpulan secara tergesa-gesa
i) Evaluasi terlalu dini.
Tiap-tiap keputusan adalah :
j) Keputusan yang kurang tanggap
k) Keputusan dengan cara otoriter
l) Keputusan minoritas
m) Keputusan mayoritas
n) Keputusan dengan konsensus
o) Keputusan dengan suara bulat.

I. TUJUAN DAN FAEDAH DINAMIKA KELOMPOK

A. TUJUAN DINAMIKA KELOMPOK
1. Untuk membangkitkan kepekaan diri seorang anggota kelompok terhadap anggota
lainnya dalam kelompok, sehingga timbul rasa saling menghargai serta saling
keterbukaan.
2. Untuk menimbulkan rasa solidaritas/sesnse of belinging dari para anggota sehingga
timbul partisipasi yang spontan dalam rangka mencapai tujuan bersama.

FAEDAH DINAMIKA KELOMPOK

Dari latihan yang menggunakan cara DK ini dapat memberikan faedah cara belajar
potensial bagi perorangan, kelompok, dan organisasi.
1. Faedah bagi perorangan
Peserta DK dapat mengenal dan memperoleh gambaran tentang peserta-peserta
lainnya serta menarik pelajaran dari pendapat/pengalaman yang diceritakan oleh
peserta-peserta lain.
Faedah bagi kelompok
Bagi kelompok dapat diperoleh pengalaman setelah berlangsungnya program DK
tentang cara-cara pengambilan keputusan, pencapaian konsensus kelompok,
bagaimana nomra, prosedur ataupun sistematika kerja dalam kelompok dan
bagaimana perselisihan pendapat yang timbul dalam kelompok diatasi.
3. Faedah bagi organisasi
Mengenai cara-cara kerja atau penciptaan kerjasama dalam kelompok dapat dijadikan
dasar kerjasama antar unit dalam suatu organisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar