Minggu, 22 Agustus 2010

AKU SEDIH ENTAH APA

AKU SEDIH ENTAH APA

A. PENDAHULUAN
Ketika Allah menciptakan manusia, Ia menanam sesuatu di dalam diri manusia yang di sebut dengan kehendak. Sedangkan di dalam filsafat Gerika (Yunani) dipahami bahwa kelakuan manusia selalu dikendalikan oleh kehendak, dan kehendak dikendalikan oleh emosi, sedangkan emosi dikendalikan oleh rasio. Jadi menurut pemikiran Gerika, dengan berdasarkan rasionya yang otonom seorang manusia mampu menjalankan kehidupan yang baik. Sehingga jika rasio baik, maka emosi pun baik, jika emosi baik maka kehendak pun juga akan baik, dan kehendak yang baik menjadikan manusia menjadi baik pula. Pikiran atau kognitif manusia mencakup kerja-kerja seperti kategorisasi, mengingat, menganalisa, menafsirkan, evaluasi dan lainnya. Inti tujuan dari kerja kognitif adalah memahami segala sesuatu tentang lingkungan dan diri sendiri. Oleh karenanya emosi dan pikiran (kognisi) memiliki kaitan erat dan tidak terpisahkan.
Emosi merupakan suatu reaksi mental dan psikologis yang muncul secara spontan ketika seseorang berhadapan dengan suatu kondisi. Misalnya, ketika seseorang menjalani hari pertamanya berkerja sebagai sekretaris, maka wajar jika ia merasa senang karena mendapat pekerjaan, sekaligus merasa takut melakukan kesalahan mengetik. Lebih lanjut, terdapat empat jenis emosi dasar yaitu:
· Senang
· Sedih
· Marah
· Takut
Keempat emosi ini kemudian berkembang menjadi berbagai emosi seperti cemas, malu, jijik, dan sebagainya. Emosi sendiri sebenarnya tidak memiliki muatan “benar” atau ”salah” karena ini merupakan reaksi manusiawi dalam menghadapi sesuatu. Perilaku yang mengikuti emosilah yang bisa dinilai “benar” atau “ salah”.


B. EMOSI
Seperti yang telah tertulis diatas, setiap manusia memiliki yang disebut dengan emosi. Emosi dibagi menjadi dua kelompok yaitu emosi negatif yang berupa perasaan takut, marah, dan sedih; dan emosi positif, yaitu perasaan bahagia. Sedangakan emosi itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu reaksi mental dan psikologis yang muncul secara spontan ketika seseorang berhadapan dengan suatu kondisi. Beberapa ahli memiliki pendapat mengenai emosi. Menurut menurut Daniel Goleman di dalam bukunya yang berjuduk Kecerdasan Emosional mengatakan bahwa emosi yaitu suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Rene Descrates membagi emosi menjadi enam bagian yaitu: Desire (hasrat), hate (benci), Sorrow (sedih/duka), Wonder (heran), Love (cinta) dan Joy (kegembiraan). Sedangkan JB Watson mengemukakan hanya ada tiga macam emosi, yaitu : fear (ketakutan), Rage(kemarahan), Love (cinta).
Emosi melekat pada setiap orang. Apabila emosi ditilik dari bahasa Inggris, kata emosi adalah ‘emotion’. Emotion merujuk pada sesuatu dan perasaan yang sangat menyenangkan atau sangat mengganggu. Sebagai contoh:
- orang yang sedang jatuh cinta, ia sedang mengalami emosi senang
- seorang yang ditinggalkan oleh orang yang ia cintai, maka orang tersebut sedang mengalami emosi sedih.
- Jika seseorang merasa disakiti oleh orang yang lebih berkuasa, dapat memunculkan kemungkinan emosi marah.
- Sedangkan orang yang tidak siap menghadapi sesuatu, dapat muncul di dalam dirinya emosi takut.
Empat emosi dasar yang dimiliki setiap manusia pada dasarnya dapat di tambah dan dikategorikan lebih luas lagi berdasarkan ciri situasinya. Berikut adalah beberapa situasi yang menjadi sebab bagi munculnya emosi marah, sedih, bahagia, jijik, terkejut dan takut.


1. Emosi marah
Situasi-situasi yang bisa menimbulkan emosi marah diantaranya:
- Ditekan untuk melakukan sesuatu
- Terhina (baik secara psikologis maupun secara verbal)
- Keterbatasan, terhambat dan frustrasi (secara fisik maupun psikologis, terancam oleh seseorang, serangan berbahaya, dan batasan sosial)
- Mengalami atau mengamati suatu perlakuan yang tidak biasa.
- Keterkungkungan yang terus terjadi dan tercegahnya pemenuhan kebutuhan

2. Emosi sedih
Situasi-situasi yang bisa menimbulkan emosi sedih diantaranya adalah :
- Kehilangan sesuatu yang disayangi (orang, binatang atau benda)
- Terpisah dari yang disayangi baik sementara maupun permanen
- Mengalami masalah kesehatan (tertabrak, berpenyakit kronis, dan lainnya)
.- Melihat seseorang menangis sedih atau mengalami kesedihan

3. Emosi bahagia
Situasi-situasi yang bisa menimbulkan emosi bahagia diantaranya adalah :
- Aktivitas yang tujuannya diinginkan atau tercapainya tujuan yang diinginkan
- Mendapat keuntungan secara umum, misalnya mendapat untung usaha, memperoleh hadiah, memperoleh uang, mendapatkan promosi jabatan, dan lainnya
- Persetujuan sosial dari teman, rekan dan orang yang dinilai penting dan dihargai
- Mengingat hal-hal yang familiar; seperti mengulangi aktivitas yang menyenangkan, bertemu seseorang atau sesuatu yang dikenal
- Sukses dalam aktivitas baru
- Sukses bertemu teman baru atau kekasih baru
- Melihat atau mendengar sesuatu yang baru dan menyenangkan.

4. Emosi jijik
Situasi-situasi yang bisa menimbulkan emosi jijik diantaranya adalah :
- Adanya sensasi yang timbul karena rasa yang tidak enak, bau busuk, sesuatu yang berminyak dan berlendir, melihat sesuatu atau seseorang yang kotor dan sangat buruk
- Perilaku yang sangat bertentangan dengan standar norma, moral dan kebiasaan

5. Emosi terkejut
Situasi-situasi yang bisa menimbulkan emosi terkejut diantaranya adalah :
- Kejadian yang tidak diharapkan
- Sensasi yang luar biasa (dari sisi rasa maupun penglihatan)

6. Emosi takut
Situasi-situasi yang bisa menimbulkan emosi takut diantaranya adalah :
- Hidup dalam bahaya, baik bahaya karena kejadian, karena seseorang, atau karena ide.
- Terancam secara verbal maupun fisik; dihukum, dihina dan dimarahi oleh lawan yang lebih kuat
-Kehilangan dukungan
- Keterasingan
Anna Wierzbicka, seorang peneliti emosi dari Australian National University, membedakan emosi ke dalam 6 kelompok utama yang didasarkan pada tema-tema umum, yakni 1) "Sesuatu yang baik terjadi", 2) "Sesuatu yang buruk terjadi", 3) "Sesuatu yang buruk bisa/akan terjadi", 4) "Saya tidak ingin hal seperti ini untuk terjadi’, 5) ‘berpikir tentang orang lain", 6) "Berpikir tentang diri sendiri". Sedangkan Young (1950) dalam bukunya Emotion in Man and Animal memberi pengertian bahwa kemasakan emosi adalah kemampuan seseorang dalam mengontrol dan mengendalikan emosinya. Ditambahkan oleh Marcham bahwa seseorang yang mempunyai ciri emosi yang sudah masak tidak cepat terpengaruh oleh rangsang stimulus baik dari dalam maupun dari luar. Emosi yang sudah matang akan selalu belajar menerima kritik, mampu menangguhkan respon-responnya dan memiliki saluran sosial bagi energi emosinya, misalnya bermain, melaksanakan hobinya, dsb.






Kriteria Kemasakan Emosi
 
1. Kemampuan untuk beradapatasi dengan realitas.
Kemampuan yang berorientasi pada diri individu tanpa membentuk mekanisme pertahanan diri ketika konflik-konflik yang muncul mulai dirasakan menganggu perilakunya. Orang yang masak secara emosional melihat suatu akar permasalahan berdasarkan fakta dan kenyataan dilapangan, tidak menyalahkan orang lain atau hal-hal yang bersangkutan sebagai salah faktor penghambat. Ia dapat beradaptasi dengan lingkungannya dan selalu dapat berpikir positif terhadap masalah yang dihadapinya
 
2. Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahaan.
Perubahan mendadak kadang membuat seseorang menjadi menutup diri, menjaga jarak atau bahkan menghindari dari hal-hal yang berkisar lingkungan barunya. Kemasakan emosi menandakan bahwa seseorang dapat begitu cepat beradaptasi dengan hal-hal baru tanpa menjadikannya sebagai tekanan atau stresor. Kemampuan ini dapat tumbuh sebagai bentuk adaptasinya dengan lingkungan baru yang sengaja diciptakan untuk mengurangi stres yang dapat berkembang dalam dirinya

3. Dapat mengontrol gejala emosi yang mengarah pada kemunculan kecemasan
Munculnya kepanikan berawal dari terkumpulnya simpton-simpton yang memberikan radar akan adanya bahaya dari luar. Penumpukan kadar rasa cemas berlebihan dapat memunculkan kepanikan yang luar biasa. Orang yang mempunyai kemasakan emosi dapat mengotrol gejala-gejala tersebut sebelum muncul kecemasan pada dirinya.
 
4. Kemampuan untuk menemukan kedamaian jiwa dari memberi dibandingkan dengan menerima.
Semakin sehat tingkat kematangan emosi seseorang, individu tersebut dapat menangkap suatu keindahan dari memberi, ketulusan dalam membantu orang, membantu fakir miskin, keterlibatan dalam masalah sosial, keinginan unutk membantu orang lain, dan sebagainya.

5. Konsisten terhadap prinsip, janji dan keinginan untuk menolong orang yang mengalami kesulitan.
Orang yang matang secara emosi adalah orang-orang yang telah menemukan suatu prinsip yang kuat dalam hidupnya. Ia menghargai prinsip orang lain dan menghormati perbedaan-perbedaan yang ada. Ia selalu menepati janjinya dan selalu bertanggung jawab dengan apa yang telah di ucapkannya. Ia juga mempunyai keinginan untuk menolong orang lain yang mengalami kesulitan.
 
6. Dapat meredam instink negatif menjadi energi kreatif dan konstruktif.
Kematangan emosi yang dimiliki oleh individu akan dapat mengontrol perilaku-perilaku impulsif yang dapat merusak energi yang dimiliki oleh tubuh, individu dapat melakukan hal-hal yang bersifat positif dibandingkan memenuhi nafsu yang dapat merusak dan bersifat merusak. Ia mempunyai waktu yang lebih banyak untuk melakukan hal-hal yang lebih berguna untuk dirinya dan orang lain

7. Kemampuan untuk mencintai.
Cinta merupakan energi seseorang untuk bertahan dan menjadikannya lebih bergairah dalam menjalani hidup. Tidak hanya cinta antara sesama manusia, pengalaman spiritual, mencintai Tuhan pun merupakan keindahan bagi mereka yang yang merasakan keterdekatan dengan Sang Ilahi.


C. EMOSI SEDIH
Meskipun kita telah mengenal berbagai macam jenis emosi pada penjelasan diatas, maka pada bagian ini akan dibahas secara khusus mengenai emosi sedih. Emosi sedih juga merupakan emosi dasar manusia, diluar marah, bahagia, takut, jijik, dan terkejut. Emosi ini sangat umum kita jumpai Emosi sedih termasuk di dalam kategori kelompok emosi negatif. Emosi sedih bisa timbul karena seseorang dihadapkan pada keadaan yang mengecewakan, menggelisahkan atau muncul sebagai akibat penderitaan karena luka, sakit, derita atau nyeri. Seperti rasa khawatir, emosi sedih mempengaruhi kerja paru-paru. Selain paru-paru, jantung juga mudah terpengaruh emosi negatif ini. Karena organ dalam saling berhubungan, emosi sedih dapat mempengaruhi hati dan organ lainnya. Sedih dapat juga mengakibatkan terputusnya hubungan antara jantung dan pericardium (selaput jantung). Akibatnya, timbul pendarahan lewat dubur dan uretra.
Ekspresi sedih bisa dengan gampang dilihat. Seseorang yang bersedih akan terlihat dari ekspresi wajahnya yang sendu. Matanya mungkin berkaca-kaca karena menangis. Geraknya jadi lamban. Kata-katanya menjadi berat. Menjawab pertanyaan lebih singkat dan cenderung menjadi pasif. Apa saja yang menimbulkan sedih? Kita bersedih saat berpisah dari sesuatu yang kita sayangi. Entah itu berupa orang (keluarga kita, pasangan kita atau orang yang kita cintai dan kita kagumi diam-diam), barang (benda-benda kesayangan dari mulai barang koleksi sampai mobil dan rumah), atau binatang (anjing, kucing, burung, atau apapun piaraan kita). Kita juga merasa bersedih saat mengetahui ada yang menderita. Misalnya orang tertimpa bencana atau mengalami kesusahan hidup. Lalu kita bersedih karena merasa ditolak atau tidak disetujui. Misalnya lamaran cinta kita ditolak. Kemudian kita juga bersedih jika merasa tidak memiliki harapan. Misalnya tahu bahwa penyakit yang diderita sudah tidak dapat diobati.
Biasanya emosi sedih sangat dekat dengan depresi. Pembahasan sedih tidak akan lengkap tanpa membahas depresi. Namun, depresi bukanlah sedih, melainkan percampuran antara rasa sedih, pesimis, tanpa harapan, dan mungkin juga marah. Jadi, depresi adalah emosi yang kompleks. Sementara itu, sedih bisa dibilang merupakan emosi tunggal. Sedih bersifat fungsional. Tidak melulu merugikan seperti yang dikira umumnya orang. Seseorang yang bersedih akan lebih tergerak untuk memberikan bantuan. Misalnya Anda merasa sedih mengetahui seorang anak yang ditinggal mati semua keluarganya karena tersapu tsunami. Tentunya Anda lebih mungkin untuk memberikan bantuan pada anak itu ketimbang bila Anda tidak bersedih. Pun pada saat Anda mengalami kesedihan, dan kesedihan Anda itu diketahui orang, maka orang akan berupaya memberikan bantuan. Misalnya saat Anda sedih ditinggal mati orangtua Anda, maka orang-orang akan membantu Anda saat itu. Pendek kata, sedih juga berguna.




D. SEDIH DALAM ALKITAB
Perasaan sedih tidak selalu berpengaruh buruk dalam kehidupan seseorang. Selama perasaan sedih ada di bawah kendali yang terkendali maka kesedihan dapat menjadi sebuah pengaruh yang positif dalam hidup seseorang. Kitab Pengkotbah 7:3 tertulis “Bersedih lebih baik dari pada tertawa, karena muka muram membuat hati lega.” Dengan kata lain tidak selalu suasana hati yang sedih adalah lebih buruk daripada suasana hati yang gembira. Selama manusia hidup, kesedihan atau duka akan tetap ada karena itu merupakan salah satu bagian dari kehidupan manusia. Bahkan Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur” (Matius 5:4).
Kesedihan di dalam diri seseorang yang berlarut-larut dan tidak segera teratasi dapat menyebabkan seseorang tersebut menjadi binasa. Dan telah dicatat di dalam Alkitab juga bahwa untuk mengatasi kesedihan adalah dengan pengampunan dan penghiburan (II Korintus 2:&), menurut apa yang menyebabkan orang tersebut bersedih.
Menurut pendapat Stephen Tong, Alkitab mencatat ada empat macam kesedihan atau duka yang kudus yang harus ada pada orang Kristen, yaitu:
1. sedih / dukacita karena membenci dosa.
kesedihan yang pertama-tama ada ketika manusia berdosa bertobat adalah kesedihan karena membenci dosa. Penyesalan dan kesedihan karena dosa-dosa yang pernah ada harus dimiliki oleh setiap orang Kristen. Kesedihan yang semacam ini bukanlah kesedihan yang membawa dampak negatif, tetapi justru sebaliknya dapat membawa seseorang kepada pertobatan yang sejati di dalam kelahiran baru.
2. sedih / dukacita karena (menurut) kehendak Allah.
Alkitab mengatakan kepada kita mengenai adanya dukacita menurut kehendak Allah yaitu di dalam 2 Korintus 7:10-11 yang berbunyi: “Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian. Sebab perhatikanlah betapa justru dukacita yang menurut kehendak Allah itu mengerjakan pada kamu kesungguhan yang besar, bahkan pembelaan diri, kejengkelan, ketakutan, kerinduan, kegiatan, penghukuman! Di dalam semuanya itu kamu telah membuktikan, bahwa kamu tidak bersalah di dalam perkara itu”



3. sedih / dukacita karena melihat dunia yang imoral
di dalam 2 Petrus 2:7-8 Firman Tuhan mengatakan: “tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, --
sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa --

4. sedih / dukacita karena orang yang belum mengenal Kristus.
` Di dalam Roma 9:1-3 dikatakan: “Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani.” Kesedihan apakah yang dirasakan oleh Rasul Paulus? kesedihan yang dirasakan oleh Rasul Paulus adalah kesedihan yang disebabkan bangsanya belum mengenal kristus.










E. kesimpulan
Di dalam setiap diri manusia, Allah telah tanamkan “sesuatu” yang disebut dengan kehendak. Seluruh tingkah laku manusia ditentukan oleh kehendak yang didalamnya terdapat emosi. Jika manusia marah, karena manusia menghendaki untuk marah. Jika manusia gembira, karena manusia menghendaki untuk bergembira. Demikian juga jika manusia bersedih, karena manusia menghendaki bersedih.
Kitab pengkotbah 1:18 mengatakan “karena di dalam banyak hikmat ada banyak susah hati, dan siapa memperbanyak pengetahuan, memperbanyak kesedihan”. Semakin orang mengetahui keadaan dirinya sendiri yang penuh pelanggaran dan nyaris binasa, maka kesedihan akan muncul dalam diri orang tersebut.
Seluruh aspek emosi manusia perlu untuk dikuduskan, termasuk didalamnya kesedihan, sehingga manusia dapat mengetahui kapan ia harus bersedih dan kapan ia harus berhenti untuk bersedih. Mengutip pendapat Aristoteles mengenai emosi marah dimana ia mengatakan:”siapapun bisa marah. Marah itu mudah. Tetapi marah kepada orang yang tepat, dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, demi tujuan yang benar dan dengan cara yang bai bukanlah hal yangmudah:. Demkian juga dengan sedih. Siapapu bisa sedih, tetapi sedih karena orang atau situasi yang tepat, dengan kadar yang sesuai pada waktu yang tepat, demi tujuan yang benar dan dengan cara yang baik bukanlah mudah.
Seseorang harus memiliki dasar utntuk bersedih. Dengan kata lain manusia tidak boleh sembrang sedih. Sedih karena diri kurang sempurna secara fisik tidak mempunyai arti apa-apa, sedih karena diri kurang kaya tidaklah berarti banyak, sedih yang disebabkan berbagai kesulitan tidak mempunyai banyak makna. Tetapi sedih karena dosa kita, sedih karena rencana Tuhan yang belum kita jalankan, sedih karena masyarakat yang imoral, sedih karena orang sezaman kita yang belum percaya kepada Tuhan Yesus, itulah kesedihan yang berarti.





Daftar pustaka
- Tong, Stephen: Pengudusan Emos, Surabaya: Penerbit Momentum, 2006
- http://phadli23.multiply.com/journal/item/134/EMOSI_PSIKOLOGI
- http://smartpsikologi.blogspot.com/2007/11/pembagian-emosi-orang-indonesia.html
- http://groups.yahoo.com/group/teratai_batam/message/810
- http://blog.caturstudio.com/2008/12/self-awareness-langkah-awal-menuju-adaptasi-emosi/
- http://smartpsikologi.blogspot.com/2007/11/seputar-emosi-sedih.html
- http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080525124039AAyNgGz
- http://blog.mfajri.net/tujuh-emosi-pengganggu-kesehatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar