Selasa, 28 Februari 2012

Sekolah Padang Gurung

Sekolah Padang Gurun
Oleh : Kundarti Swasananingsih, S.Pd

Bacaan : Ulangan 8:2-10
PENDAHULUAN
Ibu-ibu yang terkasih dalam Yesus Kristus,
- Mengapa Tuhan ijinkan suatu masalah terjadi?
- Mengapa perjalan bangsa Israel dari Mesir ke Kanaan sampai 40 tahun? Padahal bisa ditempuh hanya dalam beberapa bulan
- Mengapa mereka harus berkali-kali berputar-putar di tempat yang sama?
- Mengapa mereka harus berkali-kali menglami kehausan dan kelaparan? Walaupun Tuhan juga menyediakan burung puyuh, manna dan air untuk mereka minum.

Ibu-ibu yang terkasih dalam Yesus Kristus, lewat padang gurun Tuhan punya maksud:
I. (ayat 2-3) Belajar hidup dalam kerendahan hati
• Dipadang gurun setiap orang dituntut untuk duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi
• Yang memegang kendali dan otoritas penuh adalah Allah
• Harus tunduk pada peraturan Allah
• Harus berskap hormat pada Allah, dll
Ibu-ibu yang terkasih dalam Yesus Kristus, bagaimana dengan kita? Mengapa ada masalah dalam hidup kita?
APLIKASI :
(sama dengan Bangsa Israel)
Tuhan bermaksud:
 Mengukur kemurnian iman kita
 Membentuk karakter / watak / kepribadian kita, supaya menjadi sama dengan Kristus
Mari kita merendahkan diri kita supaya kita bisa menjadi bejana yang indah…

Ibu-ibu yang terkasih dalam Yesus Kristus
II. (ayat 4-5) Belajar mengucap syukur
Dipadang gurun:
1. Allah menjadi Bapa Bangsa Israel
2. Allah mengasihi Bangsa itu seperti Bapa mengasihi anaknya
3. Allah mendidik …. Penuh kasih
Disisi lain = walau 40 tahun perjalanan “di padang gurun” mereka tidak usah bersusah payah memikirkan pakaian, kasut, atau kaki mereka menjadi bengkak, karena apa? Allah memelihara mereka dengan baik.
Ibu-ibu yang terkasih dalam Yesus Kristus…
Ketika kita menghadapi “padang gurun” Allah pun seperti Bapa pada anaknya!
Kita dituntut mengucap syukur karena di dalam mengucap syukurlah ada kekuatan, dan kita bisa menikmati kasih Allah dan pemeliharaan Allah.

III. (ayat 7-10) Belajar sepenuhnya mengandalkan Tuhan
Bangsa Israel di tuntut sepenuhnya harus mengandalkan pimpinan dan pertolongan Tuhan, campur tangan Tuhan, Allah memimpin mereka dengan tiang awan dan tiang apiNya.
APLIKASI :
Ibu-ibu yang terkasih dalam Yesus Kristus
Dalam hidup kita dipadang gurun harus mengandalakn Tuhan. Kita butuh tuntunan Tuhan, penyertaan Tuhan, otoritas Allah dan kemana kita harus melangkah  sehingga di akhir perjalanan dari “padang gurun” kita sampai “Tanah Kanaan”  jalan keluar yang luar biasa.

ILUSTRASI
Penderitaan Anak Kerang
Suatu hari seekor anaar laut mengadu dan mengaduh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek. “Anakku,” kaa sang ibu sambil bercucurn air mata, “Tuhan tidak memebri, kita bangsa kerang sebuah tangan, sehingga ibu tidak bisa menolongmu. Aku tahu Anakku, itu sakit sekali. Tetapi, terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangtmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan gerah perutmu. Hanya itu yang bisa kauperbuat, “ kata ibunya dengan sendu yang lembut.
Anak kerangpun melakukan nasihat ibunya. Ada hasilnya walaupun rasa sakitnya bukan kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan bertahun-tahun lamanya. Tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.
Akhirnya sesudah sekin tahun, sebutir muiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara, iar matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.

APLIKASI
Ibu-ibu yang terkasih dalam Yesus Kristus
Dalam menghadapi “padang gurun” mari kita belajar untuk merendahkan hati di hadapan Tuhan, meyadari bahwa kita tidak bisa apa-apa tanpa Tuhan, mengucap syukur untuk setiap masalah “padang gurun”, karena Allah kita adalah kasih, seperti Bapa yang sayag anakNya. Dalam “padang gurung”, terus andalkan Tuhan, karena dia yang akan menolong kita. Allah kita adalah Allah yang peduli, Allah yang mengerti. Dia tidak pernah membiarkan kita sendirian, Dia Allah yang penuh kasih.

Ibu-ibu yang terkasih dalam Yesus Kristus
Penderitaan adalah suatu latihan yang membuat karakter kita bertumbuh menjadi kuat. Tuhan selalu ada bahkan ketika kita tidak merasakan kehadiranNya. Ingatlah bahwa “padang gurun” adalah tempat yang tepat untuk mebentuk kita menjadi seperti Yesus.

PENUTUP
Biarlah Firman Tuhan ini menjadi kekuatan dalam kita menjalankan hidup ini. Amin…
Sebelum kita tutup dalam doa, mari kita pujikan Elsadai...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar