Selasa, 28 Februari 2012

BEREKAT mENDENGAR

MENDENGAR DAN BERDIAM DIRI
TERLETAK KEKUATAN, PERTOLONGAN DAN BERKAT

Bacaan : Yesaya 41: 1-7
Nats. : Yesaya 51: 3:
“Sebab Tuhan menghibur Sion, menghibur segala reruntuhannya. Ia membuat padang gurunnya menjadi taman eden, dan padang belantaranya menjadi taman Tuhan. Disitu terdapat kegirangan dan sukacita, nyanyian syukur dan lagu yang merdu”

Mengapa,
Apakah Allah tidak mendengar? Apakah Allah salah?

I. Pendahuluan
Ilustrasi :Tuhankah yang Salah?
Pada suatu hari dengan wajah cemas seorang suami berkunjung ke dokter keluarga dan berkata, “Pak Dokter, saya kuatir istri saya mulai tuli pendengarannya.” Dokter bertanya bagaimana ia mengetahui bahwa istrinya mulai tuli, jawabnya, “Akhir-akhir ini jika saya panggil atau berbicara kepadanya ia sering tidak menyahut.”
Lalu si dokter pun menasehatinya, “Coba anda pulang dan test apakah ia benar-benar tuli. Caranya berbicaralah kepadanya dari jarak 5 meter, 3 meter, 2 meter hingga berdiri di sampingnya. Setelah itu kita akan mengetahui hasilnya.”
Si suami lalu pulang ke rumah, menemukan istrinya sedang memasak di dapur. Dari jarak 5 meter ia bertanya, “Bu, malam ini kita masak apa?” Tidak ada jawaban. Lalu ia mendekat dan bertanya lagi, “Bu, malam ini kita makan apa?” Tidak ada jawaban. Ia makin mendekat sekitar 2 meter, bertanya lagi dan masih tidak respon. Ia melangkah lagi mendekat, tinggal berjarak satu meter, “Bu, malam ini kita makan apa?” Ia begitu sedih merasa istrinya sama sekali tidak mendengarkannya. Akhir ia berdiri tepat di samping istrinya dan berteriak, “Bu, malam ini kita makan apa?”
Sang istri berbalik, menatapnya sebentar dengan muka aneh, lalu berkata lantang sekali, “Untuk kelima kalinya kukatakan kepadamu! Nanti kita makan ayam goreng!”
Dalam hidup ini kita mungkin mudah berpikir bahwa Tuhan Allah itu tidak mendengarkan kita, tidak terlalu peduli pada kita, hanya menuntut dan menuntut kita mengerjakan kehendakNya.
Dalam bacaan kita tadi, setelah bangsa Israel setia mendengar Firman Allah dan berdiam diri untuk berdoa, maka ada 5, bahkan lebih berkat Allah yang diberikan: Mari kita liat sama-sama, dan saya rindu, berkat Allah itu juga menjadi bagian kita. Yaitu apabila kita mau.......Setia. Setia dalam hal apa?
Pembahasan.
Berkat Mendengar:
” Mendengar dan berdiam diri” Ayat 3, ayat 1:
Dengan mendengar dan berdiam diri bangsa Israel:
1. ayat 1 Mendapat kekuatan baru
2. ayat 2 Mendapat kemenangan yang luar biasa:
- Pedangnya membuat musuhnya seperti debu
- Panahnya membuat mrk seperti jerami yg tertiup
3. Ayat 3 membuat berhasil, walaupun jalan iku belum pernah dilaluinya.
Seperti pohon yang ditanam ditepi aliran air, Yeremia 17:7-8, Oleh Pemazmur, semua yang dilakukannya berhasil. (Maz. 1:3)
4. Ayat 4 Tuhan tetap menjadi Tuhan mereka. Yosua 24: 20, Berbalik dari Tuhan, Tuhan akan melakukan yang tidak baik.
5. ayat 6 dan 7 Menjadi berkat bagi orang lain.
- Yang seorang menolong yang lain,
- Tukang besi menguatkan hati tukang emas.





III. Kesimpulan,
Dalam hidup ini kita mungkin mudah berpikir bahwa Tuhan Allah itu tidak mendengarkan kita, tidak terlalu peduli pada kita, hanya menuntut dan menuntut kita mengerjakan kehendakNya. Padahal kita merasa Tuhan tidak memberikan kepada kita kekuatan. Kita pikir Tuhanlah yang salah karena tidak memberikan kita kekuatan. Padahal, sesungguhnya kitalah yang terlalu jauh dari Tuhan. Telinga rohani kitalah yang bermasalah. Mata rohani kitalah yang dibutakan oleh dosa.
Oleh sebab itu, dengarkanlah FirmanNya, dan berdiam diri untuk berdoa, maka kekuatan , dan berkat akan mengalir dalam kehidupan kita, walaupun kelihatannya mustahil. Bagaimana bisa tukang besi, bisa menasehati hati tukang emas, kalau bukan karena berkat Allah yang memampukan mereka, karena mendengar dan berdiam diri untuk berdoa.
Bagaimana jalan yang belum dilalui bisa membawanya berhasil? Kalau bukan tangan Tuhan yang terulur.
Masilah kita mendengar, dan berdiam diri. Kita menyerahkan segala beban dan persoalan hidup ini kepada Tuhan .
IV. Penguatan:
Yesaya 51: 3:
“Sebab Tuhan menghibur Sion, menghibur segala reruntuhannya. Ia membuat padang gurunnya menjadi taman eden, dan padang belantaranya menjadi taman Tuhan. Disitu terdapat kegirangan dan sukacita, nyanyian syukur dan lagu yang merdu”

Oleh : Ev. Timotius Sukarman, M.Th
O85229616816

Tidak ada komentar:

Posting Komentar