Selasa, 23 Agustus 2011

PEMAHAMAN TENTANG KEPRIBADIAN MANUSIA




A. PENDAHULUAN
Kepribadian sangat menentukan kebahagiaan seseorang. Sebab kebahagiaan seseorang sangat tergantung oleh penerimaan lingkungan social terhadap dirinya, dan penerimaan sosial ini sangat ditentukan oleh kepribadiaannya. Kepribadian seseorang dapat dikenal melalui sifat-sifat yang khas pada dirinya. Kepribadian juga dapat dilihat dari keturunan keluarga tertentu, hidup di daerah tertentu, memiliki riwayat hidup tertentu. Kepribadian berkembang sesuai dengan irama pembawaan dari rahim ibunya, kemudian dimodifikasi oleh pengaruh pengaruh dari lingkungan serta melalui pendidikan formal.
Dalam tulisan ini, kami berusaha menyampaikan beberapa definisi tetang kepribadian, baik secara umum maupun melalui pendekatan-pendekatan secara psikologi; kemudian teori-teori kepribadiaan, perkembangan keprinadian, beberapa tipe kepribadian, faktor-faktor yang membentuk kepribadian seseorang dan kepribadian menurut iman Kristen.
Mengingat bahwa kepribadian adalah sangat kompleks sudah dapat dipastikan bahwa makalah kami banyak kekurangan, karena banyak hal penting yang terlewatkan dalam pembahasan kami, maka kelompok kami mengharapkan saran dan masukan yang akan kami terima dengan senang hati. Semoga makalah yang kami sajikan walau sangat terbatas ini dapat berguna untuk menambah wawasan dalam mata kuliah Psikologi Umum.

B. DEFINISI TENTANG KEPRIBADIAN
1. KEPRIBADIAN SECARA UMUM
“Personality” atau kepribadian berasal dari kata “persona”, kata persona merujuk pada topeng yang biasa digunakan para pemain sandiwara di zaman Romawi. Secara umum kepribadiaan menunjuk pada bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu lainnya.
2. KEPRIBADIAN MENURUT PSIKOLOGI
Kami akan menyajikan dari berbagai definisi yang diberikan oleh beberapa tokoh psikologi, antara lain:
a. Gordon Allport merumuskan kepribadian sebagai “sesuatu” yang terdapat dalam diri individu yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh tinggak laku individu yang bersangkutan. Allport menekankan bahwa kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pikiran individu secara khas.
b. Sigmud Freud mandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem yaitu Id, Ego, dan Superego.
c. Paul D. Meier, M.D, kepribadian adalah pola prilaku, pemikiran, dan perasaan yang melekat pada diri seseorang secara konsisten dalam situasi dan waktu.
Dari beberapa definisi tentang kepribadian di atas, pada hemat kami, bahwa kepribadian adalah sesuatu yang ada pada setiap individu, dari masa kanak-kanak sampai dewasa yang mencirikan seseorang tersebut dengan orang lain. Tidak ada seorangpun yang memiliki kepribadian, watak, tabiat maupun karakter yang sama. Misalnya tentang prilaku, pemikiran, perasaan, ego maupun superego setiap individu berbeda. Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis sesuai dengan perkembangan individu yang akan mengarahkan dirinya kepada tingkah laku dan pikiran individu secara khas.


C. HAKEKAT KEPRIBADIAN
Unsur-unsur pokok kepribadian itu sebagai organisasi yang bersifat dinamis dan unik. Agar kita dapat memahami hakekat kepribadian dengan cukup menyeluruh, perlu kita perhatikan.
a. Kepribadian Sebagai Organisasi.
Kepribadian diartikan sebagai kumpulan watak yang berbeda-beda, yang digerakan oleh suatu motif atau kekuatan pendorong yang menentukan cara penyesuaian yang dipilih seseorang. Organisasi watak kepribadian selalu konsisten dan hanya dapat berubah secara pelan-pelan. Orang yang normal dan sehat, organisasi watak-wataknya mempunyai pola teratur dan terpadu, sedang orang yang tidak sehat atau abnormal, memperliharkan disorganisasi pada tingkat yang berbeda-beda.
Konsep diri dan watak merupakan komponen utama dari kepribadian. Konsep diri adalah intinya sedangkan watak adalah yang dipadukan dan dipengaruhi oleh konsep diri tersebut. Orang yang mempunyai konsep diri positif akan mengembangkan watak-watak seperti: percaya diri, realistis, mempunyai harga diri, dsb. Sebaliknya, orang yang konsep dirinya negative akan merasa rendah diri, tidak mampu, mudah tersinggung, dsb.

b. Kepribadian adalah Dinamis
Istilah dinamis menujuk hakekat kepribadian yang berubah dan menekankan bahwa perubahan tersebut dapat terjadi dalam kualitas perilaku seseorang. Dalam dinamika kepribadian terdapat dua aspek, aspek pertama mengacu pada interaksi antara watak-watak kepribadian, sedang aspek kedua mengacu pada ekspresi watak-watak kepribadian dalam bentuk perilaku pada proses penyesuaian terhadap tekanan-tekanan lingkungan. Karena kepribadian adalah dinamis, maka konflik antara motif-motif menjadi sangat penting, sebab orang mengembangkan cara-cara penyesuaian terhadap konflik-konflik tersebut secara khas dan konsisten.

c. Kepribadian adalah Unik
Tidak ada dua orang yang memiliki kepribadian yang sama, meskipun mereka itu anak kembar dan dibesarkan bersama-sama sekalipun. Kepribadian unik karena setiap orang merupakan perwujudan kombinasi gen yang berbeda, maka setiap orang mempunyai temperamen biologis yang unik, berbeda dari yang lain.
Bronson (1966) menyebutkan keunikan kepribadian tersebut sebagai “gaya hidup”. Gaya hidup ini merupakan perpaduan antara sikap, watak, dan sebutan yang memberikan ciri khas pada interaksi seseorang.
Dua orang yang memiliki watak sama akan berbeda kadarnya. Misalnya saja, dua orang yang sama-sama mempunyai watak baik hati, mereka akan mengungkapkan kebaikan hati mereka dengan cara yang berbeda, bahkan mungkin motivasinya pun berbeda pula.

D. TEORI TENTANG KEPRIBADIAN
Beberapa pendekatan tentang teori kepribadian diantaranya:
a. Teori Watak
Hippocrates (400 S.M) dan Galen (150 M), mengelompokan orang kedalam empat tipe kepribadian, yaitu: sanguinis (lincah periang, tidak stabil), koleris (mudah marah), melankolis (pesimistis), dan plegmatis (lamban suka murung).
Kretschmer (1925) dan Sheldon (1954), mengelompokan tiga tipe kepribadian atas dasar bentuk tubuh. Orang yang pendek gemuk (endomorph) mudah bergaul, releks, dan tenang; orang yang tinggi kurus (ectomorph) pandai menguasai diri dan menyenangi kesunyian; orang yang kekar berotot (mesomorph) suka akan aktivitas fisik, kurang berperasaan, dan menyukai keramaian.
Jung (1944), ada dua tipe kepribadian atas dasar ciri psikologisnya, yaitu: introvert (cenderung untuk menutup diri, pemalu, dan suka bekerja sendirian) dan ekstravert (terbuka, mudah bergaul dan menyukai pekerjaan yang berhubungan dengan orang lain).

b. Teori Psikoanalitik
Menurut Freud kepribadian terdiri dari tiga sistem yaitu: id, ego, dan superego. Id adalah sumber asli dari kepribadiaan, yang sudah ada sejak bayi lahir. Ego dan Superego baru berkembang kemudian. Ego bekerja atas dasar prinsip kenyataan. Jadi ego membawa peran eksekutif dari kepribadian, egolah yang mengambil keputusan degan pertimbangan dunia nyata. Superego yaitu representasi nilai-nilai dan norma-norma moral masyarakat di dalam batin seperti yang diajarkan kepada anak oleh orangtuanya. Jadi superego berfungsi semacam suara hati.

c. Teori Belajar Sosial
Teori ini berpusat pada pola perilaku yang dipelajari oleh seseorang dalam menghadapi lingkungannya. Perbedaan perilaku setiap individu merupakan akibat dari perbedaan kondisi belajar yang ditemui oleh masing-masing individu.
Teori belajar sosial tidak menekankan pada bagaimana bentuk kepribadian seseorang, tetapi pada apa yang dilakukan oleh seseorang dalam kaitannya dengan kondisi pada saat ia melakukan hal tersebut. Teori belajar sosial memandang situasi sebagai penentu penting bagi perilaku. Tindakan seseorang dalam situasi tertentu tergantung pada kekhasan situasi tersebut.

d. Teori Humanistik
Abraham Maslow berpendapat, konsep yang paling penting dalam teori kepribadian humanistik adalah konsep diri (self-concept) atau gambaran diri (self-image). Didalam konsep diri tersebut termasuk kesadaran tentang “siapakah diriku” dan “apa yang dapat aku lakukaan?”. Jadi konsep diri hanya perasaan kita terhadap diri kita sendiri, atau bagaimana kita melihat diri kita sendiri. Konsep diri mempengaruhi perilaku dan pandangan seseorang terhadap dunia. Sedangkan Rogers berpendapat bahwa kekuatan dasar yang menggerakan organisme manusia adalah aktualisasi diri atau perwujudan diri, yaitu kecenderungan untuk mewujudkan diri seoptimal mungkin atau sesempurna mungkin.

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPRIBADIAN
Faktor-faktor yang membentuk Kepribadian

a. Faktor keturunan

Faktor keturunan (biologis) berpengaruh langsung dalam pembentukan kepribadian seseorang. Beberapa factor biologis yang penting seperti system syaraf, watak, seksual dan kelainan biologis, seperti penyakit-penyakit tertentu.
b.Faktor lingkungan fisik (geografis)

Meliputi iklim dan bentuk muka bumi atau topografi setempat, serta sumber-sumber alam, Faktor lingkungan fisik (geografis) ini mempengaruhi lahirnya budaya yang berbeda pada masing-masing masyarakat.
d. Faktor lingkungan social
1) Faktor keluarga, dimulai sejak bayi yaitu berhubungan dengan orangtua dan saudaranya
2) Lingkungan masyarakat yang beraneka ragam. Suatu warna yang harus ditegaskan dapat saja dianggap tidak perlu oleh anggota masyarakat lainnya.

d. Faktor kebudayaan yang berbeda-beda
Perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat dapat mempengaruhi kepribadian seseorang misalnya kebudayaan di daerah pantai, pegunungang, kebudayaan petani, kebudayaan kota.

F. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
1. Perkembangan kepribadian menurut Gardener Murphy
Perkembangan kepribadian dalam pandangan Gardener Murphy : merupakan tahap-tahapdinamis, berubah-ubah yang terdiri dari fase keseluruhan (tanpa differensiasi), kemudianfase diferensiasi dan fase integrasi yaitu fungsi yang sudah mengalami diferensiasidiitegrasikan dalam satu unit yang berkoordinasi. Fase keseluruhan merupakan watakumum yang mendominasi seperti pemarah, pemberani, semangat, penipu, pembelajar,petualang. Dalam perkembangan berikutnya terdiferensiasi misalnya pemberani yangmemilki semangat pembelajar, penipu yang memiliki darah seni. fase integrasi yaitufungsi yang sudah mengalami diferensiasi diitegrasikan dalam satu unit yangberkoordinasi biasanya di atas 40 tahun kepribadiannya menjadi mantap dan cenderung menetap

2. Perkembangan kepribadian menurut Sigmund Freud
Perkembangan manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang sangat teliti
dari proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa.Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan dalamproses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan sifat-sifatkepribadian yang bersifat menetap.
Menurut Freud, kepribadian orang terbentuk pada usia sekitar 5-6 tahun yaitu:
(1) tahap oral,
Mouth rule (menghisap, menggigit, mengunyah), Lima mode pada tahap oral yang masing-masing membentuk suatu prototipe karakteristik kepribadian tertentu di kemudian hari, yaitu mode : mengambil, memeluk, menggigit, meludah dan membungkam.Mengambil : menjadi petunjuk tingkah laku rakus, Memeluk : menjadi petunjuk dalammengambil keputusan dan tingkah laku keras kepala. Menggigit : menjadi petunjuktingkah laku destruktif; sarkasme, sinis & mendominasi, Meludah : prototipe tingkah laku reject, Membungkam: tingkah laku reject, introvert

(2) tahap anal: 1-3 tahun,
Akhir tahap oral bayi dianggap telah dapat membentuk kerangka kasar kepribadian,meliputi : sikap, mekanisme untuk memenuhi tuntutan id dan realita, dan ketertarikanpada suatu aktivitas atau objek. Kebutuhan menyangkut pemuasan anak terhadap kontrolmengenai hal-hal yang menyangkut anal (mis: bagaimana anak mengontrol keinginanuntuk BAK dan bagaimana beradaptasi dengan toilet. Tujuan tahap ini : terpenuhinyapemuasan anak dengan tidak berlebihan akan membentuk self control yang adekuat

(3) tahap phalic: 3-6 tahun,
Solusi permasalahan pada fase oral & anal membentuk pola kerangka yang mendasartahap berikutnya yaitu phalik. Pada tahap ini kesenangan dan permasalahan berpusat sekitar alat kelamin. Stimulasi pada alat genital menimbulkan dorongan biologis,dorongan dikurangi timbul kepuasan. Permasalah yang timbul : oedipus compleks

(4) tahap laten: 6-12 tahun,
Periode lambat , dimana desakan seksual mengendur. Sebaiknya digunakan untuk mencari keterampilan kognitif/pengetahuan dan mengasimilasi nilai-nilai budaya. Pada periode ini ego & superego terus dikembangkan

(5) tahap genital: 12-18 tahun
Dorongan/impuls-impuls menguat lagi dengan drastis. Pecapaian ego ideal sudah tercapai pada tahap ini
(6) tahap dewasa, yang terbagi dewasa awal, usia setengah baya dan usia senja.

Konsep psikolanalisis menekankan pengaruh masa lalu (masa kecil) terhadap perjalananmanusia. Walaupun banyak para ahli yang mengkritik, namun dalam beberapa hal konsepini sesuai dengan konsep pembinaan dini bagi anak-anak dalam pembentukan moral individual. Dalam sistem pembinaan akhlak individual, mereka menganjurkan agar keluarga dapat melatih dan membiasakan anak-anaknya agar dapat tumbuh berkembang sesuai dengan norma agama dan sosial. Norma-norma ini tidak bisa datang sendiri, akan tetapimelalui proses interaksi yang panjang dari dalam lingkungannya. Bila sebuah keluarga mampu memberikan bimbingan yang baik, maka kelak anak itu diharapkan akan tumbuh menjadi manusia yang baik.

G. TIPE –TIPE KEPRIBADIAN

1. Kepribadian Sanguinis (popular, ekstrovert, optimis)

Dari segi emosi :
- Kepribadian yang menarik
- Suka bicara, suka berserita
- Menghidupkan pesta
- Rasa humornya tinggi
- Ingatannya kuat untuk warna
- Secara fisik memukau pendengar
- Emosional dan demonstrative
- Antusian dan ekspresif
- Periang dan penuh semangat
- Penuh rasa ingin tahu
- Berhati tulus
- Cenderung berpikir kehidupan sekarang (jarang ttg masa depan)
- Selalu kekanak-kanakan

Dalam pekerjaan:
- sekarelawan untuk tugas
- kreatif dan inovatif
- Punya energi antusiasme
Sebagai teman:
- Mudah berteman
- Suka dipuji
- Tampak menyenangkan
- Dicemburui orang lain
- Bukan pendendam
- Cepat meminta maaf
- Mencegah saat membosankan
- Suka kegiatan spontan

Kelemahan:
- Terlalu banyak bicara (bicaralah seperlunya, to the point komentarnya)
- Egois (perasalah terhadap perasaan orang lain, belajarlah mendengarkan)
- Mudah lupa (belajar catat sesuatu agar tidak lupa)
- Kurang disiplin
- Kurang dewasa

2. Kepribadian melankolis (Introvert, pemikir)

Emosi :
- Mendalam dan penuh pemikiran
- Analitis
- Serius dan tekun
- Cenderung jenius
- Berbakat kreatif
- Artistic/musical
- Silosofis dan puitis
- Menghargai keindahan
- Perasa terhadap orang lain
- Suka berkorban
- Penuh kesadaran
- Idealis

Dalam pekerjaan:
- berorientasi jadwal
- perfectionis
- gigih dan cermat
- teratur dan rapi
- ekonomis
- melihat masalah
- mendapat pemecahan kreatif
- suka diagram, grafik dan daftar
- tertip dan terorganisasi

Sebagai teman :
- Hati2 dalam berteman
- Menghindari perhatian
- Setia dan berbakti
- Mau mendengarkan keluhan
- Bisa memecahkan masalah orang lain
- Sangat memperhatikan orang lain
- Mudah terharu
- Mencari teman hidup ideal

Kelemahan :
- Mudah tertekan (sadarlah tidak ada orang yang suka berwajah muram, jangan mudah sakit
hati, postif thinking) .
- Jangan jadi musuh diri sendiri
- Suka menunda2 pekerjaan
- Tuntutan yang tidak realistis (jangan terlalu berkhayal, lihat kemampuan)

3. Kepribadian koleris (ekstrovert, optimis)

Emosi :
- Berbakat pemimpin
- Dinamis, aktif
- Sangat memerlukan perubahan
- Harus memperbaiki kesalahan
- Berkemauan kuat dan tegas
- Tidak emosional dalam bertindak
- Tidak mudah patah semangat
- Bebas dan mandiri
- Memancarkan keyakinan
- Bisa menjalankan apa saja

Dalam pekerjaan :
- Berorientasi target
- Melihat seluruh gambaran
- Terorganisasi dengan baik
- Mencari pemecahan praktis
- Bergerak untuk cepat bertindak
- Menekankan pada hasil
- Berkembang karena saingan

Sebagai teman :
- tidak terlalu butuh teman
- mau bekerja untuk kegiatan
- unggul dalam keadaan darurat
- biasanya selalu benar

Kelemahan :
- Pekerja keras
- Harus terkendali (Jangan menyepelekan orang lain)
- Kurang tahu menangani orang lain (Latih kesabaran, jangan sok berkuasa)
- Akui kesalahan, jangan ngotot kalao sudah tahu salah (Belajar minta maaf)

4. Kepribadian Phlegmatis (Introvert, pengamat)
Emosi :
- Kepribadian rendah hati
- Mudah bergaul dan santai
- Diam dan tenang
- Sabar
- Hidupnya konsisten
- Menyembunyikan emosi

Dalam pekerjaan :
- Cakap dan mantap
- Punya kemampuan administrative
- Menjadi penengah masalah
- Menghindari konflik
- Baik dibawah tekanan

Sebagai teman :
- Mudah bergaul
- Menyenangkan
- Tidak suka menyinggung
- Pendengar yang baik
- Punya banyak teman
- Punya belas kasihan dan perhatian yang tinggi

Kelemahan :
- Kurang eksis (seperti tidakada walaupun kerap hadir, melawan perubahan, tampaknya seperti orang malas, terlampau tenang, seperti tidak punya pendirian)


H. KEPRIBADIAN MENURUT IMAN KRISTEN
Berbicara tentang kepribadian menurut iman Kristen atau kepribadian sesuai dengan Alkitab merupakan pembahasan yang sangat luas dan kompleks, karena hal ini merupakan tugas dan fungsi akhir dari tujuan pendidikan Kristen, sebagaimana Rasul Paulus maksudkan, yaitu :“…..sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala”. (Efesus 4: 13-15).
Mengapa kita mendirikan Sekolah Kristen? Mengapa ada Sekolah Minggu? Mengapa ada guru-guru agama Kristen dan guru-guru Sekolah Minggu? Justru kita sebagai seorang Kristen, selain memberikan hidup kepada orang-orang yang kita didik, kita mengharapkan mereka memiliki hidup di dalam didirinya yang sudah dilahirkan kembali. Mereka juga membentuk karakter atau kepribadian di luar. Kepribadian seseorang merupakan pekerjaan Roh Kudus melalui Firman yang kita beritakan atau kabarkan; melalui Injil yang kita tegakkan sebagai pusat iman, kita ‘melahirkan’ mereka melalui kuasa Injil dan Firman oleh Roh Kudus di dalam kuasa Allah. Maka sebagai akhir tujuan pendidikan Kristen, mereka memiliki kepribadian atau karakter Kristus. Apakah Karakter atau kepribadian Kristen?
Untuk mengetahui kepribadian Kristen atau kepribadian sesuai dengan Alkitab, maka kita harus belajar dari Tuhan Yesus sebagai Guru Agung kita. Dia bukan hanya mengajar, sebagaimana dilakukan oleh Ahli Taurat dan orang Farisi, tetapi Dia mengajar dengan penuh hikmat kuasa seperti disaksikan oleh Matius, "Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka. (Matius 7:28-29). Sebagai hasil pengajaranNya, orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia (Matius 8:1).
Beberapa kepribadian Kristen yang dicontohkan dan dilakukan Yesus Kristus sebagai Guru dan Juruselamat antara lain:
1. Lemah Lembut dan Rendah Hati (Matius 11: 29)
2. Melayani dan memberi (Matius 20: 28).
3. Mengasihi musuh dan semua orang (Matius 5:46)
4. Sabar dan mau mengampuni (Kolose 3:13)
5. Taat (Filipi 2: 8).
6. Kebaikkan. Kemurahan, kesetiaan, penguasaan diri dll (Galatia 5:22-23)
Pembentukan karakter atau kepribadian Kristen membutuhkan kasih yang sungguh-sungguh, keadilan yang tegas, bijaksana untuk mengatur keduanya dan kebajian serta keberanian untuk meneruskan seluruh kehidupannya.

I. PENUTUP
Dari Pembahasan pemahaman tentang kepribadian seseorang di atas maka sampailah kepada suatu kesimpulan, bahwa kepribadian adalah sesuatu yang ada pada setiap individu, dari masa kanak-kanak sampai dewasa yang mencirikan seseorang tersebut dengan orang lain. Tidak ada seorangpun yang memiliki kepribadian, watak, tabiat maupun karakter yang sama. Oleh sebab itu kita mengenal tipe-tipe kepribadian. Ada yang menyebut 4 (empat) tipe, delapan (8), maupun sembilan dan seterusnya. Kelemahan maupun kekuatan dari tipe-tipe yangt dimiliki oleh seseorang. Pokoknya tentang kepribadian sangat luas dan kompleks, yang tidak mungkin selesai dibahas hanya secara sepintas.
Hal penting yang harus kita perhatian bahwa kepribadian seseorang ditentukan oleh beberapa faktor serta sesuai dengan perkembangan-perkembangan individu. Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis sesuai dengan perkembangan individu yang akan mengarahkan dirinya kepada tingkah laku dan pikiran individu secara khas. Kepriadian seseorang sangat dominan oleh siapa dan bagaimana dalam membentuknya, serta lingkungannya.











DAFTAR PUSTAKA

Paul D. Meier, MD; Frank B, Minirth, M.D dkk, Pengantar Perikologi dan Konseling Kristen 2, Yogjakarta: Andi 2005
M.S. Hadisubroto, M.A, Mengembangkan Kepribadian Anak Balita Jakarta, BPK Gunung Mulia, 1997
Everett L Worthington, Ketika Seorang Berkata Tolonglah saya, Bandung: Yayasan Kalam Hidup 2000
W. Stanley Heath, Prikologi Yang Sebenarnya , Yogjakarta: Andi 1995
Gary R.Colins, Konseling Kristen Yang Efektif , Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1994
Alkitab
Akses Internet


























1 komentar: