Selasa, 23 Agustus 2011

KONSEP PENGUKURAN



A. Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi
Wiersma dan Jurs membedakan antara evaluasi, pengukuran dan testing. Mereka berpendapat bahwa evaluasi adalah suatu proses yang mencakup pengukuran dan mungkin juga testing, yang juga berisi pengambilan keputusan tentang nilai. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Arikunto yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan mengukur dan menilai. Kedua pendapat di atas secara implisit menyatakan bahwa evaluasi memiliki cakupan yang lebih luas daripada pengukuran dan testing.
Ralph W. Tyler, yang dikutif oleh Brinkerhoff dkk. Mendefinisikan evaluasi sedikit berbeda. Ia menyatakan bahwa evaluation as the process of determining to what extent the educational objectives are actually being realized. Sementara Daniel Stufflebeam (1971) yang dikutip oleh Nana Syaodih S., menyatakan bahwa evaluation is the process of delinating, obtaining and providing useful information for judging decision alternatif. Demikian juga dengan Michael Scriven (1969) menyatakan evaluation is an observed value compared to some standard. Beberapa definisi terakhir ini menyoroti evaluasi sebagai sarana untuk mendapatkan informasi yang diperoleh dari proses pengumpulan dan pengolahan data.
Sementara itu Asmawi Zainul dan Noehi Nasution mengartikan pengukuran sebagai pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas, sedangkan penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto yang membedakan antara pengukuran, penilaian, dan evaluasi. Arikunto menyatakan bahwa mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif. Sedangkan menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Hasil pengukuran yang bersifat kuantitatif juga dikemukakan oleh Norman E. Gronlund (1971) yang menyatakan “Measurement is limited to quantitative descriptions of pupil behavior”
Pengertian penilaian yang ditekankan pada penentuan nilai suatu obyek juga dikemukakan oleh Nana Sudjana. Ia menyatakan bahwa penilaian adalah proses menentukan nilai suatu obyek dengan menggunakan ukuran atau kriteria tertentu, seperti Baik , Sedang, Jelek. Seperti juga halnya yang dikemukakan oleh Richard H. Lindeman (1967) “The assignment of one or a set of numbers to each of a set of person or objects according to certain established rules”
B. Tujuan Evaluasi
Sebagaimana diuraikan pada bagian terdahulu bahwa evaluasi dilaksanakan dengan berbagai tujuan. Khusus terkait dengan pembelajaran, evaluasi dilaksanakan dengan tujuan:
1. Mendeskripsikan kemampuan belajar siswa.
2. mengetahui tingkat keberhasilan PBM
3. menentukan tindak lanjut hasil penilaian
4. memberikan pertanggung jawaban (accountability)
C. Fungsi Evaluasi
Sejalan dengan tujuan evaluasi di atas, evaluasi yang dilakukan juga memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah fungsi:
1. Selektif
2. Diagnostik
3. Penempatan
4. Pengukur keberhasilan
Selain keempat fungsi di atas Asmawi Zainul dan Noehi Nasution menyatakan masih ada fungsi-fungsi lain dari evaluasi pembelajaran, yaitu fungsi:
1. Remedial
2. Umpan balik
3. Memotivasi dan membimbing anak
4. Perbaikan kurikulum dan program pendidikan
5. Pengembangan ilmu
D. Manfaat Evaluasi
Secara umum manfaat yang dapat diambil dari kegiatan evaluasi dalam pembelajaran, yaitu :
1. Memahami sesuatu : mahasiswa (entry behavior, motivasi, dll), sarana dan prasarana, dan kondisi dosen
2. Membuat keputusan : kelanjutan program, penanganan “masalah”, dll
3. Meningkatkan kualitas PBM : komponen-komponen PBM
Sementara secara lebih khusus evaluasi akan memberi manfaat bagi pihak-pihak yang terkait dengan pembelajaran, seperti siswa, guru, dan kepala sekolah.
Bagi Siswa
Mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran : Memuaskan atau tidak memuaskan
Bagi Guru
1. mendeteksi siswa yang telah dan belum menguasai tujuan : melanjutkan, remedial atau pengayaan
2. ketepatan materi yang diberikan : jenis, lingkup, tingkat kesulitan, dll.
3. ketepatan metode yang digunakan
Bagi Sekolah
1. hasil belajar cermin kualitas sekolah
2. membuat program sekolah
3. pemenuhan standar
E. Macam-macam Evaluasi
1. Formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan / topik, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh manakah suatu proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana yang direncanakan. Winkel menyatakan bahwa yang dimaksud dengan evaluasi formatif adalah penggunaan tes-tes selama proses pembelajaran yang masih berlangsung, agar siswa dan guru memperoleh informasi (feedback) mengenai kemajuan yang telah dicapai. Sementara Tesmer menyatakan formative evaluation is a judgement of the strengths and weakness of instruction in its developing stages, for purpose of revising the instruction to improve its effectiveness and appeal. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengontrol sampai seberapa jauh siswa telah menguasai materi yang diajarkan pada pokok bahasan tersebut. Wiersma menyatakan formative testing is done to monitor student progress over period of time. Ukuran keberhasilan atau kemajuan siswa dalam evaluasi ini adalah penguasaan kemampuan yang telah dirumuskan dalam rumusan tujuan (TIK) yang telah ditetapkan sebelumnya. TIK yang akan dicapai pada setiap pembahasan suatu pokok bahasan, dirumuskan dengan mengacu pada tingkat kematangan siswa. Artinya TIK dirumuskan dengan memperhatikan kemampuan awal anak dan tingkat kesulitan yang wajar yang diperkiran masih sangat mungkin dijangkau/ dikuasai dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Dengan kata lain evaluasi formatif dilaksanakan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai. Dari hasil evaluasi ini akan diperoleh gambaran siapa saja yang telah berhasil dan siapa yang dianggap belum berhasil untuk selanjutnya diambil tindakan-tindakan yang tepat. Tindak lanjut dari evaluasi ini adalah bagi para siswa yang belum berhasil maka akan diberikan remedial, yaitu bantuan khusus yang diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan memahami suatu pokok bahasan tertentu. Sementara bagi siswa yang telah berhasil akan melanjutkan pada topik berikutnya, bahkan bagi mereka yang memiliki kemampuan yang lebih akan diberikan pengayaan, yaitu materi tambahan yang sifatnya perluasan dan pendalaman dari topik yang telah dibahas.
2. Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit ke unit berikutnya. Winkel mendefinisikan evaluasi sumatif sebagai penggunaan tes-tes pada akhir suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan setelah selesai pembahasan suatu bidang studi.
3. Diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada siswa sehingga dapat diberikan perlakuan yang tepat. Evaluasi diagnostik dapat dilakukan dalam beberapa tahapan, baik pada tahap awal, selama proses, maupun akhir pembelajaran. Pada tahap awal dilakukan terhadap calon siswa sebagai input. Dalam hal ini evaluasi diagnostik dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal atau pengetahuan prasyarat yang harus dikuasai oleh siswa. Pada tahap proses evaluasi ini diperlukan untuk mengetahui bahan-bahan pelajaran mana yang masih belum dikuasai dengan baik, sehingga guru dapat memberi bantuan secara dini agar siswa tidak tertinggal terlalu jauh. Sementara pada tahap akhir evaluasi diagnostik ini untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa atas seluruh materi yang telah dipelajarinya.
Perbandingan Tes Diagnostik, Tes Formatif, dan Tes Sumatif

















Penyusunan Skripsi


Penyusunan skripsi merupakan tugas akhir mahasiswa dalam menyelesaikan Jurusan pada FakultasEkonomi untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi.
1. Bidang Kajian Penyusunan Skripsi
Bidang Kajian Utama yang dapat dipilih oleh mahasiswa untuk penyusunan skripsi yaitu:
A. Jurusan Akuntansi
1. Sistem Informasi Akuntansi
2. Pengauditan
3. Akuntansi Manajemen
4. Teori akuntansi
5. Perpajakan
6. Akuntansi Sektor Publik
7. Sistem pengendalian manajemen
8. Analisis Investasi dan Manajemen Portfolio
B. Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan
1. Ekonomi Internasional
2. Ekonomi Sumber Daya Alam
3. Ekonomi Sumber Daya Manusia
4. Ekonomi Pertanian
5. Ekonomi Pembangunan
6. Ekonomi Moneter
7. Ekonomi Regional dan Perencanaan Wilayah
8. Bidang Ekonomi lainnya yang relevan.
C. Jurusan Manajemen
1. Manajemen Keuangan
2. Manajemen Pemasaran
3. Manajemen Sumber Daya Manusia
4. Manajemen Operasi
2. Persyaratan Penyusunan Skripsi
Mahasiswa diizinkan untuk menulis skripsi jika mahasiswa tersebut telah memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Telah melunasi Dana Pembinaan Pendidikan/UKT/UKS untuk tahun akademik yang bersangkutan.
2. Mencantumkan skripsi di dalam Formulir Rencana Studi (FRS) pada semester yang bersangkutan.
3. Jumlah sisa kredit yang terhutang maksimum 9 SKS. Jumlah 9 SKS Mata kuliah terhutang merupakan akumulasi dari:
 Mata kuliah yang belum pernah diambil
 Mata kuliah yang pernah diambil tetapi belum lulus (memperoleh nilai D, E, T, dan K)
 Mata kuliah yang sudah lulus (memperoleh nilai B dan C) tapi ingin diperbaiki pada semester reguler atau pendek.
4. Bagi mahasiswa yang memiliki IPK >= 3,25, maka MKT maksimal adalah 12 SKS.
5. Jangka waktu bimbingan skripsi yang diberikan kepada mahasiswa adalah selama 6 (enam) bulan terhitung dari tanggal bukti pembayaran dan dapat diperpanjang dengan memprogramkan kembali selama 6 (enam) bulan berikutnya.
6. Bila dipandang perlu dengan alasan objektif dan rasional, program studi berwenang untuk melakukan tindakan mengganti pembimbing/ bidang kajian.
7. Perpanjangan masa penyelesaian skripsi dikenakan biaya bimbingan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Bimbingan Skripsi
Pelaksanaan bimbingan skripsi dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Mengisi formulir pendaftaran skripsi dan mengajukannya kepada Program Studi masing-masing dengan melampirkan:
a. Salinan FRS semester ganjil dan genap
b. Transkrip nilai yang terakhir, yang sudah disahkan oleh dosen wali
c. Salinan slip DPP/UKS/UKT
d. Semua persyaratan dimasukkan ke dalam map, dengan ketentuan warna:
 Akuntansi : map warna hijau
 IESP : map warna kuning
 Manajemen : map warna merah
2. Membayar uang bimbingan skripsi kepada kasie keuangan.
3. Mengambil Surat Pengantar Bimbingan dan Formolir Keterangan Bimbingan Skripsi dari Staf Administrasi Program Studi masing-masing, dengan memperlihatkan kwitansi pembayaran uang bimbingan yang asli.
4. Program Studi mempersiapkan surat survey dan/atau rekomendasi untuk mahasiswa, dengan prosedur:
 Mahasiswa mengisi formulir survey di Program Studi.
 Setelah mendapatkan pengesahan dari Program Studi maka formulir survey tersebut diserahkan oleh mahasiswa kepada staf administrsi Program Studi.
 Pengambilan surat survey dilakukan pada staf administrasi Program Studi, dengan memperlihatkan DPP/UKT/UKS yang asli.
5. Pelaksanaan bimbingan skripsi dengan melampirkan surat kesediaan membimbing skripsi yang telah ditetapkan oleh Program Studi.
4. Dosen Pembimbing I dan Pembimbing II Skripsi
ISI TERLAMPIR KHUSUS UNTUK DOSEN
5. Bentuk Skripsi
Dalam penulisan skripsi, perlu ditentukan suatu pedoman dalam penulisannya, sehingga menghindari terjadinya ketidakseragaman. Untuk itu para mahasiswa harus memperhatikan pedoman penulisan skripsi yang ditentukan oleh Fakultas Ekonomi UNISBA.
Persyaratan umum tentang pedoman penulisan skripsi adalah sebagai berikut:
1. Kertas
- Ukuran kertas : A4
- Jenis kertas : HVS 80 gram
- Kertas pembatas : Kertas tipis warna kuning berlogo UNISBA
- Sampul : Kertas karton buffalo atau linen warna kuning tua (kuning ekonomi)
2. Pengetikan
- Jarak baris : 2 (dua spasi)
Kecuali untuk Abstrac dan Abstrak, diketik dengan jarak baris 1 (satu) spasi, dan masing-masing maksimal 1 halaman.
- Batas Pengetikan : Batas atas 4 cm
Batas bawah 3 cm
Batas kiri 4 cm
Batas kanan 3 cm
- Jenis huruf : Times New Roman atau Arial
- Ukuran huruf : 12
- Paragraf baru : Dimulai pada ketikan ke-7 (1,5 cm dari batas kiri)
3. Pemberian nomor halaman
Bagian awal skripsi, mulai dari abstrack sampai dengan Daftar Lampiran menggunakan angka romawi kecil, mulai dari i. Isi skripsi diberi nomor halaman dengan menggunakan angka arab. Bagian akhir skripsi tidak diberi nomor halaman.
Secara umum skripsi terdiri dari tiga bagian, yaitu:
A. Bagian Awal, terdiri dari:
1. Sampul Depan
Warna kuning ekonomi, yang dijilid soft cover untuk Draft Skripsi (jilidan Skripsi untuk sidang), dan dijilid hard cover untuk skripsi (jilidan skripsi yang telah direvisi dalam sidang).
2. Halaman judul
3. Lembar Pengesahan (diikuti kertas tipis berlogo UNISBA)
4. Abstract (Dalam bahasa Inggris, diikuti kertas tipis berlogo UNISBA) dan/atau Abstrak (diikuti kertas tipis berlogo UNISBA)
5. Kata Pengantar
6. Daftar Isi
7. Daftar Tabel
8. Daftar Gambar
9. Daftar Grafik
10. Daftar Lampiran
B. Isi Skripsi, terdiri dari:
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Penelitian
1.2 Indentifikasi Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Kegunaan Penelitian
1.5 Kerangka Pemikiran
1.6 Metode Penelitian
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
2. Tinjauan Pustaka
3. Objek Penelitian
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
5. Kesimpulan dan Saran
(Setiap akhir bab dibatasi dengan kertas tipis warna kuning berlogo UNISBA).
C. Bagian Akhir Skripsi, terdiri dari:
1. Daftar Pustaka
2. Lampiran
3. Riwayat Hidup

Tidak ada komentar:

Posting Komentar