Menang Dalam Menghadapi Masalah
(Oleh : Kundarti Swasananingsih,. S.Pd)
Bacaan : Mikha 7: 1-8
Nas : Mikha 7:7
I. Pendahuluan
Masalah adalah hal yang sering terjadi dalam hidup ini. Bagi saya masalah, pergumulan itu bagaikan “Indahnya gang”. Karena menjulang “indahnya laut karena ombak. Nabi mereka dipanggil Tuhan di tengah-tengah bangsa yang mengalami kebobrokan, ketidak jujuran dan kebejatan moral, bahkan sampai-samai tak ada kasih. Mika sangat sedih, meratapi keadaan bangsa Israel. Tetapi Mikha tidak berhenti dalam kesedihannya, Mikha bangkit dan menginginkan Israel dipulihkan.
Dengan sikap yang bagaimana Mikha menghadapi bangsa Israel.
II. Isi Khotbah
Di dalam Mikha 7:8
Memiliki 3 kunci untuk menghadapi masalah.
1. Menunggu-nunggu Tuhan
Apa arti kata minggu tinggal beberapa saat di suatu tempat sambil berharap sesuatu terjadi. Meletakkan hati pikiran (menghidupkan batinnya untuk fokus pada Tuhan).
Menanti Allah dengan segala pertolongan (berfokus) bahwa Allah akan datang untuk menolong.
Tidak berpaling ke tempat lain (mencari pertolongan yang lain).
Mengapa Mikha menunggu-nunggu Tuhan?
Karena Mikha percaya bahwa Allah akan datang sebagai penyelamat umat Israel. Menepati janjinya untuk melepaskan bangsa Israel dari penghukuman yang dahsyat. Allah akan memberi sinar kasihnya kepada bangsa Israel.
2. Mengharapkan Tuhan
Apa menantikan penuh pengharapan janji Tuhan dengan tidak bimbang.
Mengapa di tengah-tengah masyarakat yang secara moral sakit, Mikha mengandalkan Allah untuk menopang dirinya. Mikha percaya bahwa Allah akan menepati janjinya sebagai penyelamat bangsa Israel.
1.) Pengharapan Mikha lebih dari penjaga malam yang mengharapkan pagi (sungguh-sungguh dengan sepenuh hati).
2.) Pengharapan di dalam Tuhan ada pembebasan/ keselamatan.
3. Percaya bahwa Tuhan akan mendengarkan doa umatNya
Tuhan telah memilih bagi-Nya seorang yang dikasihiNya.
Tuhan mendengarkan aku berseru kepadanNya.
Karena Tuhan mendengarkan umat yang dikasihiNya, dipilihNya. Mika punya dasar yang kokoh yaitu iman percaya kepada Tuhan.
III. Proposisi
Pengharapan dalam Tuhan tidak sia-sia.
IV. Kalimat tanya
Seperti apa sikap kita dalam menghadapi masalah?
V. Kalimat peralihan
Milikilah sikap-sikap yang berkenan dihadapan Allah, dalam kita menghadapi masalah, teladani Mikha.
VI. Ilustrasi
Jangan Pernah Menyerah
Alkisah, ada seorang pria yang putus asa dan ingin meninggalkan segalanya. Meninggalkan pekerjaan, hubungan, dan berhenti hidup. Ia lalu pergi ke hutan untuk bicara yang terakhir kalinya dengan Tuhan Sang Maha Pencipta.
“Tuhan”, katanya. “Apakah Tuhan bisa memberi saya satu alasan yang baik agar saya tidak berhenti dan menyerah?”
Jawaban Tuhan sangat mengejutkan. “Coba lihat sekitarmu. Apakah kamu melihat pakis dan bambu?”
“Ya”, jawab pria itu.
“Ketika menanam benih pakis dan benih bambu, Aku merawat keduanya secara sangat baik. Aku memberi keduanya cahaya dan air. Pakis tumbuh cepat. Daunnya yang hijau segar menutupi permukaan tanah hutan. Sementara itu, benih bambu tidak menghasilkan apa pun. Tapi, Aku tidak menyerah.”
“Pada tahun kedua, pakis tumbuh makin mekar dan banyak. Tapi, belum ada juga yang muncul dari benih bambu. Aku tidak menyerah. Pada tahun ketiga, benih bambu belum juga memunculkansesuatu. Tapi, Aku tidak menyerah. Pada tahun keempat, masih juga belum ada apa pun dari benih bambu. Aku tidak menyerah,” kataNya.
“Pada tahun kelima, muncul tunas kecil. Dibanding dengan pohon pakis, tunas itu tampak kecil dan tidak bermakna. Tapi 6 bulan kemudian, bambu itu menjulang sampai 30 meter. Perlu waktu 5 tahun untuk menumbuhkan akarnya. Akar itu membuat bambu kuat dan memberi apa yang bambu perlukan untuk bertahan hidup. Aku tidak akan memberi cobaan yang tidak sanggup diatasi ciptaanKu,” kata Tuhan kepada pria itu.
‘Tahukah kamu, anakKu, saat menghadapi semua kesulitan dan perjuangan berat ini, kamu sebenarnya menumbuhkan akar? Aku tidak meninggalkan bambu itu. Aku juga tidak akan meninggalkanmu. Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain,” kata Tuhan. “Bambu mempunyai tujuan yang berbeda dengan pakis. Tapi, keduanya membuat hutan menjadi indah. Waktumu akan datang. Kamu akan menanjak dan menjulang tinggi.”
“Saya akan menjulang setinggi apa?” tanya pria itu.
“Setinggi apa pohon bambu bisa menjulang?” tanya Tuhan.
“Setinggi yang bisa dicapainya,” jawab pria itu.
“Ya benar! Agungkan dan muliakan namaKu dengan menjadi yang terbaik, meraih yang tertinggi sesuai dengan kemampuanmu,” kata Tuhan.
Pria itu lalu meninggalkan hutan dan mengisahkan pengalaman hidup yang berharga ini.
VII. Kesimpulan
Yang harus direnungkan apa arti sebuah pengharapan. Kita bisa hidup tanpa makan 40 hari, tanpa minum 4 hari, tanpa oksigen 4 menit, tetapi kita tidak sanggup hidup 1 menit tanpa harapan.
Oleh sebab itu marilah kita menjaga agar pengharapan kita pada Tuhan tetap menyala.
Harapan itu sauh, jangkar yang ditancapkan di dasar laut untuk mengendalikan kapal.
VIII. Penerapan/ Aplikasi
Hidup ini penuh dengan permasalahan, pergumulan, tetapi apabila kita menaruh pengharapan kita pada Tuhan. Tetap menunggu-nunggu Tuhan berkarya, Tuhan akan menjadi jalan keluarnya. Percayalah bahwa Tuhan selalu mendengar doa-doa kita.
Teladani sikap Mikha!!
IX. Tantangan Firman Tuhan
Mari kita selidiki hati kita masing-masing sudahkah kita menaruh harapan pada Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Mulai saat ini marilah hidup kita terus memandang Tuhan.
X. Penutup
Biarlah firman Tuhan ini benar-benar menjadi kekuatan dan menjadi pegangan dalam hidup kita. Terima kasih “Tuhan Yesus Memberkati” Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar