Hidup yang Berkenan di Hati Allah
(Oleh : Kundarti Swasananingsih, S.Pd)
Bacaan : Mikha 6:6-8
Nas : Mikha 6:8
I. Pendahuluan
(merupakan latar belakang bangsa Israel) ayat 6, 7.
Mikha menggambarkan bahwa Israel yang sebagai penyembah berhala itu mulai takut kepada Allah dan mulai bertobat. Tetapi mereka salah mengerti akan tujuan korban, sebab mereka menyangka bisa membeli kasih karunia Allah dan belas kasihan Allah dengan korban-korban yang melimpah atau berlebihan (ribuan domba jantan, puluhan ribu curahan minyak). Tetapi ternyata semua itu tidak bisa menyenangkan hati Tuhan, tidak berkenan kepada Tuhan. Mengapa? Karena mereka mendapatkan dnegan mencuri, merampas, berlaku tidak jujur, dan menipu.
Suatu pertanyaan muncul dengan apakah aku pergi menghadap Tuhan? Dengan apa bangsa Israel dapat menyenangkan hati Tuhan. Disini Mikha memberi jawab yang tegas dengan menunjukkan pada ayat 8.
II. Isi Khotbah
Nats : Mikha 6:8
Jawaban dari Mikha
Ada 3 hal yang harus dilakukan untuk hidup supaya berkenan di hati Allah.
1. Berlaku adil, artinya :
Tidak memihak dan jujur dalam memperlakukan sesama.
Hidup benar dalam hubunganNya dengan sesama.
Membela hak anak-anak yatim dan memperjuangkan perkara janda-janda.
2. Mencintai kesetiaan (bermurah hati)
Menunjukkan belas kasihan yang sejati dan memberi kebaikan kepada mereka yang memerlukan bantuan.
Memiliki kasih mesra yang timbul dari hati dan bukan karena kita takut pada sorotan dari orang lain.
3. Hidup rendah hati dihadapan Allah
Memiliki rasa takut dan hormat kepada seluruh titah Allah dan menerima kehendakNya.
Memiliki kerendahan hati dan pengabdian kepada Allah melalui iman.
Senantiasa responsif terhadap Allah.
Menyerahkan kehendak kita di bawah kehendak Allah.
III. Proposisi Hidup di dalam ketaatan dan berkenan di hati Tuhan
IV. Kalimat tanya
Bagaimana dengan hidup kita? Sudahkan kita taat dan berkenan di hadapan Allah?
V. Kalimat peralihan
Kita harus hidup dengan penuh ketaatan, karena dengan sikap demikian kita berkenan kepada Tuhan.
VI. Ilustrasi
Koin Untuk Prita
Pak Mugiono adalah salah seorang dari ratusan atau ribuan warga Indonesia yang tergugah membantu Prita Mulyasari. Pria itu mengayuh sepedanya lebih dari 20 km untuk menyerahkan “Koin Peduli Prita”, program untuk membantu Prita yang dituntut membayar 204 juta rupiah dalam tuduhan pencemaran nama baik terhadap RS. Omni Internasional. Pak Mugiono mengumpulan uang receh itu dari warung kelontong di rumahnya selama setengah bulan. Meski usianya sudah lanjut dan wajahnya tampak kelelahan, namun semangatnya untuk ambil bagian dalam menyumbang seolah tak terkalahkan. “Saya prihatin dengan Bu Prita, dan ingin Bu Prita bebas. Dulu ibu saya meninggal karena dirawat di rumah sakit di Yogyakarta,” ujar Pak Mugiono. Empati Pak Mugiono kepada Prita bukan tanpa alasan, ia teringat pada ibunya yang meninggal akibat penanganan yang salah di sebuah rumah sakit. Prita Mulyasari mengaku terharu atas gerakan pengumpulan koin dan berbagai dukungan yang diberikan kepadanya.
Kasus Prita dimulai ketika wanita berumur 32 tahun itu mengirim email kepada sepuluh orang temannya. Email berisi keluhan atas perlakuan RS Omni Internasional itu sempat membuat Prita ditahan di LP Wanita Tangerang selama 20 hari dengan alasan telah melanggar Undang-Undang Informasi dan Trasaksi Elektronik (ITE) No. 11 Tahun 2008, yang berbunyi “Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/ adan mentransmisikan dan/ atau membuat dapat diasksesnya informasi elektronik dan/ atau dokumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/ atau pencemaran nama baik.” Melanggar pasal ini dapat diancam pidana paling lama 6 tahun dan denda 1 milyar.
Sebenarnya kasus yang dialami Prita dan almarhum ibu dari Bapak Mugiono kerap terjadi di banyak rumah sakit. Pelayanan paramedis tidak bersahabat. Seharusnya kasih seperti yang dimiliki oleh orang Samaria yang baik hati ada di dalam diri setiap paramedis yang sudah memutuskan untuk mengabdikan hidup mereka menolong orang sakit. Janganlah kasih di dalam kita menjadi suam hanya karena posisi, jabatan, titel, terlebih lagi oleh karena materi.
Namun di balik kasus Prita ini ada ide yang brillian, “Koin Peduli Prita”. Gerakan mengumpulkan uang koin yang mencapai hingga 1 milyar ini membuktikan bahwa empati dan kepedulian masih tersimpan di hati banyak orang.
VII. Kesimpulan
Tuhan menuntun agar kita berlaku adil, mencintai kesetiaan. Sama seperti Tuhan adil dan setia. Allah juga mengharapkan kita untuk rendah hati di hadapan Tuhan. Tuhan tidak mau menerima persembahan-persembahan yang hanya merupakan ritual (kebiasaan) dalam Agama. Tetapi Tuhan menginginkan hati dan kehidupan kita. Allah telah menerima kita sebagai umat tebusannya. Dan Allah telah menghapus kesalahan dosa kita bahkan segala hukuman.
VIII. Aplikasi
Sebagai umat pilihan Allah kita harus bisa melakukan yang terbaik untuk Tuhan dan sesama. Seperti yang Tuhan inginkan dalam hidup kita. Wujudkan kepedulian kita kepada orang-orang yang lemah, tertindas, dan yang benar-benar membutuhkan pertolongan. Tunjukkanlah kasih kita kepada Allah dengan sesama.
Tinggalkanlah kesombongan kita, dan kita harus menyadari bahwa kita tidak ada kekuatan di hadapan Allah. Tanpa Allah mengasihi kita, maka rendahkan hati kita dihadapanNya. Tunduklah dan hormatlah kepadaNya.
IX. Tantangan Firman Tuhan
Bagaimana dengan hidup kita? Mari kita koreksi hati dan kehidupan kita. Sudahkah hidup kita bsia menyenangkan Tuhan, sudahkah kita taat padaNya? Atau malah sebaliknya? Membuat Tuhan sedih, karena kedegilan hati kita yang buta dengan keadilan, kesetiaan? Bahkan kita sombong merasa bisa, sehingga kita tidak pernah punya hati untuk merendah di hadapan Tuhan.
Mari kita isi hidup kita dengan hal-hal yang menyenangkan hati Tuhan.
X. Penutup
Kata-kata bijak
Bertindak adil adalah selalu menggalangkan kasih dan empati di jiwa dan di hati.
Kerendahan hati lahir dari kesadaran bahwa kita ini bukan siapa-siapa tanpa Anugrah dan kasih Tuhan.
Biarlah renungan ini benar-benar tinggal, hidup dan berbuah dalam kehidupan kita masing-masing. Mari kita jalani hidup ini dengan hal-hal yang menyenangkan hati Tuhan. Terima kasih Tuhan Yesus memberkati. “Amin/”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar