Jumat, 30 Juli 2010

SKRIPSI MEDIA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kurikulum pengajaran di Indonesia mengalami kemajuan tahap demi tahap yang pada awalnya pengajaran berfokus pada guru, kemudian siswa mulai dilibatkan. Pada prinsipnya pengjatran menggunakan sistem CBSA

( Cara Belajar Siswa Aktif ). Pada tahap ini pengajaran sudah dititik beratkan pada siswa yang aktif, kemudian berkembang lagi pada penggunaan bermacam -macam metode pembelajaran misalnya: metode ceramah, metode diskusi, metode tanya jawab, metode kerja kelompok dan lain - lain.

Selanjutnya untuk mencapai hasil yang lebih baik bagi siswa, pendidik dalam hal ini guru dianjurkan atau diharapkan menggunakan media pembelajaran sebagai alat peraga. Sebab dengan media, pembelajaran akan lebih efektif. Siswa dapat lebih mudah dalam menerima materi yang disampaikan guru; siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran dan pengajaran akan lebih menarik dan menyenangkan.

Media pembelajaran adalah salah satu alat bantu mengajar bagi guru untuk menyampaikan materi pengajaran, meningkatkan kreatifitas siswa dan meningkatkan perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Dengan media siswa akan lebih termotivasi untuk belajar, imajinasi siswa dirangsang, perasaan disentuh dan kesan yang dalam diperoleh siswa. Perhatian siswa terhadap materi pembelajaran akan meningkat sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.1

Demikian juga dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen bagi siswa Sekolah Dasar. Media pembelajaran sangat berpengaruh dalam pencapaian tujuan pembelajaran, karena secara umum manfaat media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar antara lain; dapat menarik perhatian siswa, memperbesar perhatian siswa terhadap materi pengajaran yang disajikan, dapat mengatasi perbedaan pengalaman belajar berdasarkan latar belakang sosial ekonomi dan dapat membantu siswa dalam memberikan pengalaman belajarnya.

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan sangat penting dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan media dalam pengajaran seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru sebagai fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu setiap pendidik perlu mempelajari bagaimana memilih dan menetapkan media pembelajaran agar pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat optimal. Namun pada kenyataannya media pembelajaran masih sering diabaikan dengan berbagai alasan diantaranya: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, keterbatasan biaya dan sulitnya untuk mendapatkan media itu sendiri.

______________________

1 Ruth Lautfer, Pedoman Pelayanan Anak, ( Malang Indonesia : Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia, 1993 ) hal 135

Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap pendidik telah mempunyai pengetahuan, pemahaman tentang media dan memiliki kompetensi dalam memilih dan menggunakan media dalam pembelajaran.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memberikan peluang kepada tiap– tiap satuan pendidikan terutama kepada pendidik yang dalam hal ini merupakan satu komponen yang langsung berperan dalam proses pembelajaran. Telah banyak perubahan paradigma dalam sistim pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Proses sekarang pembelajaran lebih mementingkan peran peserta didik dan karakteristik sumber daya yang ada pada setiap satuan pendidikan. Pembelajaran berpusat pada siswa. Oleh karena itu siswalah yang diharapkan dapat berperan aktif dalam mengeksplorasi dan menginterpretasikan pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman baru yang dibandingkan, dikombinasi, dan dianalisa dengan pengetahuan dasar yang telah dimiliki oleh peserta didik sebelumnya.

Penggunaan media pembelajaran dalam setiap proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen khususnya untuk Sekolah Dasar sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran, yaitu tercapainya kompetensi siswa. Apalagi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) 2006 merupakan kurikulum operasional, yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan dan pengembangan Kurikulum disesuaikan dengan keadaan pendidikan, kekhasan dan kondisi

sosial budaya daerah setempat. 2 Untuk memenuhi tuntutan (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan( KTSP) adalah dengan pembelajaran aktif kreatif dan menyenangkan. Salah satunya dengan menggunakan alat peraga sebagai media pembelajaran.

Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen, pemanfaatan media pembelajaran sebenarnya bukan hal yang baru. Pada masa Perjanjian Lama, umat Israel dalam pengajaran kepada umat Allah sudah memakai media atau alat peraga, sekalipun masih dalam bentuk yang sangat sederhana. Seperti dalam Kitab Ulangan 11 : 18 - 21 “ Tetapi kamu harus menaruh perkataanku ini dalam hatimu dan dalam jiwamu ; kamu harus mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu….” Hal tersebut selanjutnya menjadi perhatian orang - orang bijak.

Dalam Perjanjian Baru, Tuhan Yesus sebagai Guru Agung selalu mencari dan menemukan berbagai cara dalam mengajar serta dalam menghadapi berbagai situasi pendengar-Nya. Dalam menyampaikan pesan atau maksud pengajaran–Nya, Ia sering menggunakan media sebagai alat peraga, sehingga lebih menarik dan dapat diterima dengan baik. Pengajaran-Nya menimbulkan kesan yang mendalam bagi pendengar-Nya. Mereka takjub dan mempunyai keinginan untuk belajar lebih dalam lagi, karena disamping Dia mengajar dengan berbagai metode dan media alat peraga, Tuhan Yesus juga mengajar dengan pernuh kuasa (Matius 7: 28).

_______________

2 Dien Sumiyatiningsih, Tuhan Penolongku 6 PAK , Referensi KTSP Dengan Kecerdasan Majemuk, ( Yogyakarta : CV ANdi Offset , 2007 ), hal. 9

Untuk mengetahui latar belakang sejarah pemanfaatan media pembelajaran marilah kita ikuti perkembangan konsep media pembelajaran yaitu bermula dengan lahirnya konsepsi pengajaran visual atau alat bantu visual sekitar tahun 1923. Yang dimaksud dengan alat bantu visual dalam konsepsi pengajaran visual ini adalah setiap gambar, model, benda atau alat yang dapat memberikan pengalaman visual yang nyata kepada pembelajar. Kemudian konsep pengajaran visual ini berkembang menjadi “audio visual instruction” atau “audio visual education” yaitu sekitar tahun 1940. Sekitar tahun 1945 timbul beberapa variasi nama seperti “audio visual materials”, “audio visual methods”, dan “audio visual devices”. Inti dari kosepsi ini adalah digunakannya berbagai alat atau bahan oleh guru untuk memindahkan gagasan dan pengalaman pebelajar melalui mata dan telinga.3

Pemanfaatan konsepsi audio visual ini dapat dilihat dalam “Kerucut Pengalaman” dari Edgar Dale. Perkembangan besar berikutnya adalah munculnya gerakan yang disebut “audio visual communication” pada tahun 1950 an. Dengan diterapkannya konsep komunikasi dalam pembelajaran, penekanan tidak lagi diletakkan pada benda atau bahan yang berupa bahan audio visual untuk pembelajaran, tetapi dipusatkan pada keseluruhan proses komunikasi informasi atau pesan dari sumber ( guru, materi atau bahan )

______________________

3 Green L , Creatives Silde, ( Colorade : Libraries Unlimited, Inc Littleton, 1996 ), hal. 146

proses kepada penerima ( pembelajar ). Gerakan komunikasi audio visual memberikan penekanan kepada komunikasi yang lengkap dengan menggunakan sistem pembelajaran yang utuh.4

Berdasarkan hal - hal tersebut di atas, maka penyusun memilih judul skripsi ini : “STUDI TENTANG MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN BAGI SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PENGAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN”

1.2 Alasan Pemilihan Judul

1.2.1. Media alat peraga dapat meningkatkan kreatifitas dan perhatian siswa Sekolah Dasar dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen, sebab media pembelajaran dapat merangsang imajinasi, pikiran, perasaan dan kemauan ( kehendak ) siswa sehingga termotivasi untuk belajar lebih giat lagi.

1.2.2. Manfaat Media pembelajaran dapat membantu tercapainya keberhasilan belajar, yaitu tercapainya kompetensi pada diri siswa, sebagaimana fokus dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) yang sudah dilaksanakan mulai tahun 2006 / 2007. Manfaat media pembelajaran dapat memotivasi siswa untuk lebih giat belajar. Jika motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan, maka diharapkan prestasi belajar juga akan meningkat.

______________________

4 H.Asnawir, Media Pembelajaran, ( Jakarta : Delia Citra Utama 2002 ) hal 156

1.3 Definisi Istilah

Agar pembaca memahami dan menghindari adanya perbedaan penafsiran dalam istilah yang digunakan oleh penyusun dalam penelitian ini perlu disampaikan definisi istilah sebagai berikut :

1.3.1 Studi

Studi adalah penelitian ilmiah5

1.3.2 Manfaat

Manfaat adalah guna, faedah6

1.3.3 Media Pembelajaran

Media Pembelajaran adalah semua alat atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud untuk menyampaikan pesan. Pada umumnya keberadaan media muncul karena keterbatasan kata – kata, waktu, ruang, dan ukuran. Ditambahkan juga bahwa media pembelajaran berfungsi sebagai sarana yang mampu menyampaikan pesan sekaligus mempermudah penerima peran dalam memahami isi pesan.7

1.3.4 Siswa Sekolah Dasar

Siswa Sekolah Dasar adalah anak usia 6 – 12 tahun yang sudah memasuki masa sekolah.8

______________________

5 Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : PT Gramedia, 2008 ), hal. 1342

6 Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : PT Gramedia, 2008 ), hal. 873

7 Ruth Lautfer, Pedoman Pelayanan Anak, ( Malang : Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia, 1993 ), hal. 135

8 Kartini Kartono, Psikologi Anak, ( Bandung : PT Alumni, 1986 ), hal. 136

1.3.5 Pengajaran Pendidikan Agama Kristen

Pengajaran Pendidikan Agama Kristen yaitu pengajaran pokok – pokok iman Kristen berdasarkan Alkitab.9

Jadi yang dimaksud dengan judul skripsi STUDI TENTANG MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN BAGI SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PENGAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN adalah Penelitian ilmiah tentang penggunaan melalui suatu alat, bahan ataupun berbagai macam komponen yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar untuk menyampaikan pesan dari pemberi pesan kepada penerima pesan menerima yaitu suatu konsep bagi siswa Sekolah Dasar dalam pengajaran pokok–pokok iman Kristen berdasarkan Alkitab.

1.4 Perumusan masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, untuk memudahkan pembahasan maka rumusan masalah adalah :

Apa saja manfaat media pembelajaran dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen di Sekolah Dasar ?

1.5 Batasan masalah

Penyusun membatasi masalah penelitian mengenai media pembelajaran hanya pada media alat peraga untuk siswa tingkat Sekolah Dasar.

_______________________

9 Dien Sumiyatiningsih,G.D, Mengajar Dengan Kreatif dan Menari ( Yogyakarta : Andi Offset, 2006 ), hal. 124

1.6 Hipotesa

Manfaat Media pembelajaran alat peraga dapat memotivasi siswa Sekolah Dasar dalam Pengajaran Pendidikan Agama Kristen sehingga perhatian siswa terhadap materi pelajaran dapat meningkat.

1.7 Tujuan Penelitian

1.7.1. Untuk menjelaskan, arti, fungsi dan manfaat media alat peraga dalam pengajaran Pendidikan Agama Kristen bagi siswa Sekolah Dasar.

1.7.2. Untuk memberikan kontribusi bagi guru Pendidikan Agama

Kristen tingkat Sekolah Dasar dalam pengajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK) sehingga dalam setiap proses pembelajaran dapat memanfaatkan alat peraga sebagai salah satu media pembelajaran.

1.8 Metode Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini penyusun menggunakan penelitian kepustakaan dengan memakai buku–buku pustaka sebagai sumber data.

1.9 Sistimatika Penulisan

Supaya mudah memahami alur pikiran dalam penelitian ini penyusun akan menyajikan sistematika penulisan skripsi sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Alasan Pemilihan Judul

1.3 Definisi Istilah

1.4 Perumusan Masalah

1.5 Batasan Masalah

1.6 Hipotesis

1.7 Tujuan Penelitian

1.8 Metodologi Penelitian

1.9 Sistematika Penulisan

BAB 2 PEMAHAMAN TENTANG MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENGAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

2.1 Arti Dan Hakekat Pendidikan Agama Kristen

2.1.1 Diskripsi Pendidikan Agama Kristen

2.1.2 Aspek Fungsional Pendidikan Agama Kristen

2.1.3 Aspek Filosofi Pendidikan agama Kristen

2.2 Media Pembelajaran Dalam Alkitab

2.2.1 Penggunaan Media Pembelajaran Dalam Pejanjian Lama

2.2.1.1 Pengajaran Nabi Yeremia Dengan Media

( Yeremia 18 : 1 – 6 )

2.2.1.2 Pengajaran Nabi Yeremia Dengan Media ( Yeremia 27 : 2 – 3 , 28 : 1 – 17 )

2.2.2 Penggunaan Media Pembelajaran Dalam Perjanjian Baru

2.2.2.1 Yesus menjelaskan hal kekuatiran dalam kitab Matius 6 : 2 – 28

2.2.2.2 Yesus mengajar sikap hati yang patuh dalam kitab Matius 18 : 2

2.2.2.3 Pengajaran Rasul Paulus di Atena ( Kisah Para Rasul 17 : 22 – 23 )

BAB 3 PEMAHAMAN TENTANG MEDIA PEMBELAJARAN

3.1 Pengertian Media Pembelajaran

3.2 Fungsi Media Pembelajaran

3.2.1 Media Pembelajaran Sebagai Alat Bantu Pengajaran

3.2.2 Media Pembelajaran Sebagai Sumber Belajar

3.3 Jenis - Jenis Media Pembelajaran

3.3.1 Alat Bantu Lihat ( Visual ) Yang Tidak Diproyeksikan

3.3.2 Alat Bantu Lihat ( Visual ) Yang Diproyeksikan

3.3.3 Alat Bantu Dengar ( Audio ) Yang Diproyeksikan

3.3.4 Alat Bantu Lihat Dengar ( Audio Visual ) Diproyeksikan

BAB 4 MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN DALAM

PENGAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

4.1 Tugas Guru Pendidikan Agama Kristen Dalam Memanfaatkan Media Pembelajaran

4.1.1 Guru Harus Memperhatikan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar, Secara Fisik, Mental Dan Spiritual

4.1.1.1 Perkembangan Siswa Secara Fisik, Mental

Dan Spiritual Masa Usia 6 – 8 Tahun

4.1.1.2 Perkembangan Siswa Secara Fisik, Mental Dan

Spiritual Masa Usia 9 – 11 Tahun

4.1.2 Guru Harus Mampu Memilih Dan Menggunakan Media Pembelajaran

4.1.3 Guru Harus Memiliki Ketrampilan Memilih Metode Pengajaran Yang Tepat

4.2 Manfaat Media Pembelajaran Dalam Pengajaran PAK

4.2.1 Manfaat Bagi Guru:

4.2.1.1 Penyampaian Materi Dapat Diseragamkan

4.2.1.2 Efisiensi Dalam Penggunaan Waktu Dan

Tenaga

4.2.1.3 Proses Pembelajaran Menjadi Lebih Interaktif ,

Menarik dan Menyenangkan.

4.2.2. Manfaat Bagi Siswa:

4.2.2.1. Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar

4.2.2.2.Membantu Siswa Untuk Mempertahankan

Konsentrasi

4.2.2.3 Meningkatkan Perhatian Siswa terhadap materi

Pengajaran.

4.2.2.4 Meningkatkan daya serap dan daya ingat siswa

terhadap materi pengajaran.

4.2.2.5.Meningkatkan prestasi Belajar Siswa

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

LAMPIRAN

BAB 2

PEMAHAMAN TENTANG PENGAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DENGAN MEDIA

Pengajaran dan Media Pembelajaran merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah kehidupan manusia. Secara sederhana, pengajaran dapat diartikan sebagai sebuah proses belajar mengajar yang memberikan dan menghasilkan pengetahuan dan keahlian. Dalam setiap proses mengajar, selalu diperlukan alat atau benda, sebagai sarana untuk menyampaikan pesan, yang kemudian lazim disebut dengan media pembelajaran. Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. [1]

Sementara itu Samuel Sidjabat mengutip definisi dari Eksiklopedi Pendidikan mengatakan bahwa pendidikan dapat diartikan “semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, serta ketrampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah..[2] Sedangkan proses pengajaran sendiri di dalamnya ada satu komponen penting yang tidak dapat ditinggalkan yaitu alat peraga untuk media mencapai suatu tujuan dalam pengajaran.

Dengan pemahaman diatas, maka setiap orang pasti terlibat di dalam pengajaran baik itu formal maupun informal. Itulah sebabnya, Pengajaran Pendidikan Agama Kristen dengan mdia pmbelajaran alat peraga untuk siswa Sekolah Dasar menjadi topik yang sangat penting untuk dibahas.

Dalam bab ini sebelumnya membahas pandangan Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru mengenai pemahaman manfaat media pembelajaran alat peraga, dalam Pengajaran Pendidikan Agama Kristen, baiklah penyusun mengemukakan secara sepintas Arti dan Hakekat Pendidikan Agama Kristen.

Sementara mengenai Pendidikan Agama Kristen dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Penyusun juga merasa perlu membatasi pembahasan karena dalam pembahasan pengajaran Pendidikan Agama Kristen penyusun akan memfokuskan pada pandangan Alkitab ( Perjanjian Lama ) tentang pentingnya manfaat media alat peraga dalam proses pengajaran diantaranya dalam Perjanjian Baru yaitu pengajaran Tuhan Yesus kepada murid – muridNya yang banyak memanfaatan alat peraga sebagai media pengajaran - Nya.

2.1 Arti dan Hakekat Pendidikan Agama Kristen

Arti dan Hakekat Pendidikan Agama Kristen seperti yang dirumuskan dari hasil lokakarya Strategi Pendidikan Agama Kristen di Indonesia tahun 1999, yaitu “Usaha yang dilakukan secara terencana dan kontinu dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan Allah dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari - hari, baik terhadap sesama maupun lingkungan hidupnya” Dengan demikian setiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen memiliki keterpanggilan untuk mewujudkan tanda - tanda Kerajaan Allah dalam kehidupan pribadi maupun sebagian dari komunitas.

Untuk melengkapi pemahaman Arti dan Hakekat Pendidikan Agama Kristen, baiklah kita simak apa yang disampaikan Warner C. Graedorf, sebagai berikut:

Pendidikan Agama Kristen adalah proses pengajaran dan pembelajaran yang berdasarkan Alkitab, berpusat pada Kristus, dan bergantung kepada Roh Kudus, yang membimbing setiap pribadi pada semua tingkat pertumbuhan melalui pengajaran masa kini ke arah pengenalan dan pengalaman rencana dan kehendak Allah melalui Kristus dalam setiap aspek kehidupan, dan melengkapi mereka bagi pelayanan yang efektif, yang berpusat pada Kristus sang Guru Agung dan perintah yang mendewasakan pada murid. 2

Dari definisi Warner, menurut Paulus Lilik Kristianto, dalam Buku Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen, Penuntun bagi Mahasiswa Teologi dan PAK, terdapat tiga aspek utama PAK, yakni : Diskripsi PAK, Aspek fungsional dan Aspek Filosofi Pendidikan Agama Kristen

2.1.1 Diskripsi Pendidikan Agama Kristen

Pendidikan Agama Kristen merupakan proses pengajaran dan pembelajaran berdasarkan Alkitab, berpusatkan Kristus, dan bergantung pada kuasa Roh Kudus. Pembelajaran berarti pembangunan pribadi menuju kedewasaan sedangkan pengajaran berarti dorongan bagi pembelajaran yang efektif.

2.1.2 Aspek fungsional Pendidikan Agama Kristen

PAK berusaha membimbing setiap pribadi ke semua tingkat pertumbuhan melalui pengajaran masa kini ke arah pengenalan dan pengalaman tentang rencana dan kehendak Allah melalui Kristus

___________________

2 Warner C Graedorf, Prinsip dan Praktek PAK,( Yogyakarta : Andi Offset, 2006 ), hal. 4 – 5, disunting oleh Paulus Lilik Kristanto

dalam setiap aspek kehidupan dan untuk memperlengkapi mereka

bagi pelayanan efektif. Proses PAK ditujukan kepada setiap pribadi seperti pelayanan Kristus saat memilih Filipus ( Yohanes 1 : 43 ). PAK berfungsi sebagai penyedia, pendorong, dan fasilitator dalam pembimbingan.

2.1.3 Aspek Filosofi Pendidikan Agama Kristen

PAK merupakan proses pembelajaran dan pengajaran yang berpusatkan Kristus, sang Guru Agung dan perintah untuk mendewasakan para murid. Kesimpulannya PAK yang Alkitabiah harus mendasarkan diri pada Alkitab sebagai firman Allah dan menjadikan Kristus sebagai pusat beritanya dan harus bermuara pada hasilnya, yaitu mendewasakan murid. Seperti Firman Tuhan dalam Kolose 2 : 6 – 7 ” Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu telah didalam Dia. . . . . 3

2.2 Media Pembelajaran Dalam Alkitab

Media pembelajaran pada kenyataannya tidak hanya dimanfatkan dalam pelajaran secara umum, namun pengajaran dalam Alkitab pun juga telah memanfaatkan media pembelajaran sebagai alat peraga. Di bawah ini akan diuraikan secara singkat bukti pemakaian media, baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru.

___________________

3 Ibid, hal. 15

2.2.1 Penggunaan Media Pembelajaran Dalam Perjanjian Lama

Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa pengajaran dengan media pembelajaran dalam Alkitab sebenarnya bukan hal yang baru, sebab pada masa Perjanjian Lama, saat para Nabi memberikan pengajaran kepada umat Israel, sebenarnya sudah memanfaatkan alatg peraga sebagai pembelajaran meskipun masih sangat sederhana, misalnya:

2.2.1.1 Pengajaran Nabi Yeremia (Yeremia 18 : 1 – 6)

Pemeliharaan, pemulihan Allah bagi bangsa Israel yang berbuat dosa ( Yeremia 18 : 1 6 ) dinyatakan Tuhan melalui Nabi Yeremia, yaitu melalui tukang periuk. “Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat ditangannya itu rusak, maka tukang periuk itu akan mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya”. Maka lebih lanjut untuk menjelaskan maksud dari media pembelajaran yang dipakainya : “ bejana ” yang telah pecah, Tuhan menyatakan melalui Nabi Yeremia: “Masakah Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel ; Sungguh seperti tanah liat ditangan tukang periuk, demikianlah kamu ditanganKu, hai kaum Israel. Allah menggunakan tanah liat dan tukang periuk sebagai suatu pelajaran peraga. Pelajaran peraga ini, masih berlaku sampai sekarang, Allah berharap agar manusia menyadari bahwa hidupnya adalah bagaikan tanah liat ditangan

Tuhan, sehingga mau membiarkan Tuhan membentuk hidupnya menurut kehendakNya.4

2.2.1.2 Pengajaran Nabi Yeremia Dalam Yer. 27 : 2 – 3 28 : 1 – 17

Allah berfirman kepada Yeremia “ Buatlah tali pengikat dan gandar , lalu pasanglah itu pada tengkuk mu, ......“ Yeremia bertindak lagi waktu utusan – utusan Tirus dan kawan - kawannya datang ke Yerusalem ( Yeremia 27 : 3 ) – Gandar pada tengkuknya – Kepada rakyat ; yang tidak mau menundukkan tengkuknya di bawah gandar Raja Babel , akan dihukum oleh Tuhan ( Yeremia 27 : 2 : 11 ) – Kepada raja ; jangan mendengarkan nabi – nabi palsu, melainkan taklukkanlah dirimu kepada Babel ( Yeremia 27 : 12 – 25 ) – Kepada imam – imam ; jika kamu tidak mau mendengar, maka barang – barang perbendaharaan Bait Suci yang masih tinggal akan dibawa ke Babel ( Yeremia 27 : 16 – 22 ). Hananya, seorang nabi palsu , membantah nubuat Yeremia, dan gandar Yeremia dipatahkannya – Yeremia datang lagi dengan gandar besi (Yeremia 28 : 1 – 17). Nabi palsu Hananya meninggal karena tidak taat pada Allah.5

Allah menyuruh Yeremia untuk membuat gandar ( Yer. 27 : 2 )

________________________

4 Chris Marantika , Kepercayaan Dan Kehidupan Kristen ( Yogyakarta : Sekolah Tinggi Theologia Injili Indonesia, 1996 ), hal. 218

5 N Titus , Sejarah Suci ( Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 1995 ) hal 221 – 222

Nabi Hananya seorang nabi palsu yang di hukum Allah. Ia mati karena ketidaktaatannya kepada Allah. Media alat peraga dalam Perjajanian Lama sering digunakan para Nabi dalam pengajarannya kepada bangsa-bangsa yang datang ke Yerusalem.

2.2.2 Media Pembelajaran Dalam Perjanjian Baru

Dalam Kitab Perjanjian Baru, Tuhan Yesus sebagai Guru Agung dalam setiap pengajaran-Nya juga sering memakai media sebagai alat peraga. Misalnya, Yesus menggunakan mata uang untuk mengajar tentang apa yang layak diberikan kepada Tuhan ( Matius 22 : 19 – 20 ) ; Dia memakai seorang anak kecil untuk mengajar tentang sikap hati yang patuh ( Matius 18 : 2 ) Dia juga menggunakan pohon ara untuk mengajarkan pelajaran tentang iman ( Matius 21 : 19 ), dan masih banyak lagi contoh Tuhan Yesus dalam memanfaatkan media alat peraga dalam pengajaran-Nya. Sebagai Guru, Tuhan Yesus selalu mencari dan menemukan berbagai cara dalam mengajar, dan dalam menghadapi berbagai situasi pendengar-Nya. Pengajaran - Nya menimbulkan kesan yang mendalam bagi pendengan-Nya. Mereka takjub dan mempunyai keinginan untuk belajar lebih dalam lagi. Sebab disamping Dia mengajar dengan berbagai media alat peraga, dan metode, Tuhan Yesus juga mengajar dengan kuasa-Nya, seperti disaksikan oleh Matius dalam Injil Matius 7 : 28 -29” Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaranNya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa,..

Dengan menggunakan media visual dalam pengajaran-Nya, orang-orang yang mengengarNya mampu memahaminya dan mudah mengingatnya. Berikut adalah contoh pengajaran Yesus dengan media visual :

2.2.2.1 Yesus menjelaskan hal kekuatiran (Kitab Matius 6 2 - 28) Pada saat Yesus berkata : " Lihatlah burung di udara," perintah -Nya, dengan menunjuk burung - burung yang terbang di atas kepala. Dia juga berkata : " Perhatikanlah bunga - bunga bakung yang tumbuh di padang, " (untuk menekankan konsep yang sama), yaitu bahwa kekuatiran adalah sia-sia karena manusia lebih berharga dari burung - burung di udara dan bunga bakung di padang yang kehidupannya terpelihara, apalagi manusia yang lebih berharga di mata Tuhan.

2.2.2.2 Yesus mengajarkan sikap hati yang patuh melalui alat peraga seorang anak kecil ( Matius 18 : 2 )

Tuhan Yesus berkata : ” Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, maka kamu tidak akan masuk ke dalam kerajaan surga.” Tuhan Yesus menggunakan media anak kecil untuk menjelaskan kepada murid – murid-Nya sikap hati yang patuh yang dimiliki dalam pribadi seorang anak kecil. Dengan media alat peraga anak kecil ini Tuhan Yesus ingin menjelaskan sikap hati yang patuh tidak ada kepura - puraan dan kemunafikan, seperti sifat yang dimiliki seorang anak kecil tersebut.

2.2.2.3 Pengajaran Rasul Paulus (Kisah Rasul 17 : 22 – 23) Kemanapun Paulus pergi, dia selalu menggunakan kesempatan untuk mengajar. Baik kepada orang Yahudi, kaum kafir maupun orang Yunani. Paulus berkhotbah dihadapan imam - imam dan rabi - rabi Yahudi, dan dihadapan rakyat jelata. Disetiap kota dan desa yang dikunjunginya. Ia mengajar raja – raja, wali - wali negeri, orang cendekiawan dan kaum budak, orang laki – laki, kaum wanita, orang Asia, orang Yunani dan orang Romawi. Ia mengajar dari segala golongan manusia yang ditemuinya.6 Di dalam menyampaikan pengajarannya kepada orang – orang yang ditemuinya Rasul Paulus sering juga menggunakan alat peraga berupa benda visual dan alat peraga berupa anggota tubuh.

Contoh pengajaran Rasul Paulus di Atena.

Pada saat Rasul Paulus sedang mengajar orang Yahudi di Atena. Kota itu penuh dengan patung – patung berhala. Paulus bertukar pikiran di dalam rumah ibadah Yahudi dengan orang - orang Yahudi dan orang yang takut akan Allah. Setiap hari, di pasar dengan orang - orang yang dijumpainya disitu, Orang Atena gemar mendengarkan hal yang baru.

__________________

6 Dr. E. G. Homrighausen dan Dr. I. H. Enklaar , Pendidikan Agama Kristen ( Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1993 ), hal. 19

Paulus berhadap – hadapan dengan pengajaran Epikuros dan Stoa. Ia diminta menerangkan ajarannya, Ke Areopagus – Khotbahnya Kis. 17 : 22 – 31.7

Dalam peristiwa tersebut Rasul Paulus mengunakan media dengan menunjuk barang - barang pujaan mereka yaitu patung. Hal ini dilakukan agar pengajarannya lebih jelas dipahami oleh mereka, yaitu orang - orang Atena yang saat itu bersamanya. Paulus yakin bahwa pengajarannya dapat menguatkan dan meneguhkan iman mereka.

Demikian sebagian kecil pengunaan media alat peraga dalam setiap proses pengajaran dalam Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, yang menjadi dasar Pengajaran melalui media alat peraga terhadap pengajaran pendidikan Agama Kristen sampai saat ini. Penggunaan alat peraga sebagai media pembelajaran sangat membantu pencapaian keberhasilan belajar, terutama dalam hal peningkatan minat dan perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Kristen.

__________________

7 N Titus Sejarah Suci ( Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 1995 ), hal. 360

BAB 3

PEMAHAMAN TENTANG MEDIA PEMBELAJARAN BAGI SISWA SEKOLAH DASAR

Media mengarah pada sesuatu yang mengantar / meneruskan informasi antara sumber / pemberi pesan dan penerima pesan. Media adalah segala bentuk alat atau model yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi. Robert Heinich mengemukakan definisi media sebagai sesuatu yang membawa informasi antara sumber dan penerima informasi. Peran media dalam proses komunikasi adalah sebagai alat pengirim yang mentransmisikan pesan dari pengirim kepada penerima pesan atau informasi. Istilah media disini dilihat dari segi penggunaan, serta faedah dan fungsi khusus dalam proses belajar mengajar, maka yang digunakan adalah media pembelajaran.

Media pembelajaran adalah semua alat atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud untuk menyampaikan pesan. Pada umumnya keberadaan media muncul karena keterbatasan kata - kata, waktu, ruang, dan ukuran. Ditambahkan juga bahwa media pembelajaran berfungsi sebagai sarana yang mampu menyampaikan pesan sekaligus mempermudah penerima pesan dalam memahami isi pesan.1

Dari beberapa diskripsi media pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat, bahan ataupun berbagai macam

__________________________________

1 Ruth Lautfer, Pedoman Pelayanan Anak ( Malang : Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia, 1993 ), hal. 135

komponen yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar untuk menyampaikan pesan dari pemberi pesan kepada penerima pesan sehingga memudahkan penerima pesan dalam menerima suatu konsep.

Media pembelajaran yang paling dikenal bagi anak Sekolah Dasar sering disebut dengan istilah alat peraga. Media alat peraga dan benda sering disebut sebagai alat modern karena kesadaran mengenai pentingnya memakai media mengajar dalam pelayanan anak masih baru. Melalui pemakaian alat peraga dan benda imajinasi anak dirangsang, perasaannya disentuh dan kesan yang dalam diperoleh. Melalui media alat peraga anak akan belajar lebih bermangat dan dapat mengingat dengan lebih baik.2

3.1 Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medio. Dalam bahasa Latin media dimaknai sebagai antara. Media merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti pengantara atau pengantar. Secara khusus kata tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran media dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

_____________________

2 J. Reginald Hill , Penuntun Sekolah Minggu, ( Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1993 ), hal. 180

Melalui media alat peraga yang digunakan dalam mengajar panca indera dan seluruh kesanggupan seorang perlu dirangsang, digunakan dan

dilibatkan sehingga ia tak hanya mengetahui, melainkan dapat memakai dan melakukan apa yang dipelajari. Panca indera yang paling umum dipakai dalam mengajar adalah mendengar. Melalui mendengar anak mengikuti peristiwa demi peristiwa dan ikut merasakan seolah-olah telinga mendapat mata.

Dari penelitian pakar pendidikan ( Kerucut Pembelajaran Dale ) terbukti bahwa kalau orang belajar hanya dengan membaca, maka yang diingat hanya 10%. Kalau hanya mendengarkan yang diingatkan 20%. Kalau mendengar dan melihat bisa mencapai 30%. Kalau anak didik terlibat dalam pembicaraan dan diskusi, maka yang diingat 50%. Kalau peserta didik mengungkapkan atau mempresentasikan yang diketahuinya akan diingat 70%. Kalau dia melakukan simulasi atau langsung mengerjakan akan diingat 90%. Maka pendidikan lewat pelatihan – pelatihan ( Learn by Doing ) memang sangat efektif.3

3.2 Fungsi Media Pembelajaran

Ada dua fungsi media utama media pembelajaran yang perlu kita ketahui. Fungsi pertama media adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi kedua adalah sebagai media sumber belajar. Kedua fungsi utama media tersebut dapat ditelaah dalam ulasan di bawah ini.

____________________

3. Jonse Belandia Non – Serrano, Pedoman Untuk Guru PAK SD – SMA Dalam Melaksanakan Kurikulum Baru, ( Bandung : Bina Media Informasi, 2006 ), hal. 23

Diagram Cone of learning dari Edgar Dale yang secara jelas memberi penekanan terhadap pentingnya media dalam pendidikan. (dalam terjemahan Bahasa Indonesia )

DIAGRAM.JPG

Dari Diagram di atas secara umum media mempunyai kegunaan atau manfaat sebagai berikut:

- Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

- Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.

- Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.

- Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya.

- Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman menimbulkan persepsi yang sama.4

____________________

4 Jonse Belandia Non – Serrano, Pedoman Untuk Guru PAK SD – SMA Dalam Melaksanakan Kurikulum Baru, ( Bandung : Bina Media Informasi, 2006 ), hal. 22 – 23

3.2.1 Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pengajaran

Setiap materi ajar memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi dilain pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu, yaitu berupa media pembelajaran. Media pembelajaran yang di maksud antara lain berupa globe, grafik, gambar, dan sebagainya. Materi ajar dengan tingkat kesukaran yang tinggi apabila dalam penyajiannya tidak dibantu dengan media pembelajaran, tentu sukar dicerna dan dipahami oleh siswa. Itu berarti, kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.

3.2.2 Media Pembelajaran sebagai sumber belajar

Dalam pembahasan media sebagai sumber belajar ini, yang dimaksud sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan pembelajaran peserta didik tersebut berasal. Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori yaitu manusia, buku perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan

Sedangkan ciri – ciri umum dari media pendidikan adalah sebagai berikut :

- Media pendidikan identik artinya dengan pengertian keperagaan yang berasal dari kata ” raga ”, artinya suatu benda yang dapat diraba, dilihat, didengar dan yang dapat diamati melalui panca indera kita.

- Tekanan utama terletak pada benda atau hal – hal yang bisa dilihat dan didengar.

- Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan ( komunikasi ) dalam pengajaran, antara guru dan siswa.

- Media pendidikan adalah semacam alat bantu belajar mengajar, baik dalam kelas maupun diluar kelas.5

3.3 Jenis – Jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan “ segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.” Pemahaman terhadap karakteristik media pembelajaran merupakan kemampuan mendasar yang harus dimiliki oleh guru dalam kaitannya dengan keterampilan pemilihan dan penggunaan media pembelajaran. Disamping itu, untuk memberikan kemungkinan kepada guru untuk menggunakan berbagai jenis media pembelajaran, maka guru dihadapkan kepada kesulitan dalam pemilihan dan penggunaan media pembelajaran.

__________________

5 Oemar Hamalik, Media Pendidikan, ( Bandung : Offset Alumni, 1982 ), hal. 22 – 23

Tiap – tiap media mempunyai karakteristik yang perlu dipahami oleh pemakainya. Dalam memilih media, orang perlu memperhatikan tiga hal, yaitu :

- Kejelasan maksud dan tujuan pemilihan media tersebut

- Sifat dan ciri – ciri media yang akan dipilih

- Adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan karena pemilihan media pada dasarnya adalah proses pengambilan keputusan akan adanya alternatif – alternatif pemecahan yang akan dituntut.

Secara umum media pembelajaran merupakan suatu hal yang digunakan untuk menyampaikan sesuatu pesan tertentu. Agar proses tranformasi pesan tersebut maka diperlukan kesesuaian jenis media yang akan digunakan. Beberapa klasifikasi mengenai media menurut beberapa ahli sangat beragam, hal ini dapat dilihat dari sudut pandang mana jenis – jenis media ini dikelompokkan :

3.3.1 Alat bantu lihat ( visual yang tidak dapat diproyeksikan ) diantaranya :

- Gambar

Gambar adalah suatu bentuk alat peraga yang nampaknya sering dipakai karena gambar disenangi oleh anak berbagai umur, diperoleh dalam keadaan siap pakai, dan tidak menyita waktu. Persiapan yang digunakan harus diketahui dulu cara pemakaiannya jika akan digunakan untuk mengulang cerita minggu lalu, gambar harus dipasang sebelum anak datang bila gambar akan digunakan pada saat bercerita, tempelkan gambar pada saat peritiwa yang dilukis dalam gambar disampaikan. Kalau gambar digunakan untuk memperdalam cerita, pasanglah di dinding sesudah bercerita, sehingga anak lebih memahami cerita yang disampaikan.

- Peta

Agar murid – murid tahu baik tentang ilmu bumi dan sejarah Alkitab sebaiknya menggunakan alat bantu yang bermanfaat. Peta bisa menolong siswa untuk mempelajari bentuk dan letak negara – negara dan kota – kota yang disebutkan di dalam Alkitab. Satu hal yang harus diperhatikan, penggunaan peta sebagai alat peraga hanya cocok untuk Anak Besar / Kelas Besar. Cara pemakaiannya adalah peta dipasang pada dinding sebelum anak masuk ke kelas sehingga guru dengan bebas menunjukkan tempat yang disebut pada waktu menyampaikan cerita. Selain peta dapat ditempel pada dinding, peta juga dapat dilihat dalam Alkitab.

- Papan Tulis

Peranan papan tulis tidak kalah pentingnya sebagai sarana mengajar. Papan tulis dapat diterima dimana – mana sebagai alat peraga yang sangat efektif tidak perlu menjadi seorang seniman untuk memakai papan tulis. Kita dapat menuliskan sebuah kalimat ataupun menggambar. Contohnya : membuat kalimat pendek, beberapa gambaran orang yang sangat sederhana sekali, sebuah lingkaran, atau empat persegi panjang dapat menggambarkan orang, kota atau kejadian. Yang perlu diperhatikan dalam memakai papan tulis adalah hindarkan detil yang terlalu banyak, jangan menghalangi pemandangan, bicaralah sambil menulis tapi jangan berbicara kepada papan tulis, dan pakailah bagan atau grafik bilamana mungkin.

- Boks Pasir

Anak Kelas Kecil dan Kelas Tengah sangat menggemari peragaan yang menggunakan boks pasir. Boks pasir dapat dipakai untuk menciptakan ” peta ” bagi mereka khususnya bagi Kelas Tengah karena pada umur tersebut mereka sudah mengetahui jarak dari desa ke desa. Melalui boks pasir dapat dibentuk gunung dan lembah danau ( memakai kaca ), sungai yang mengalir ( dari kain atau kertas biru ), orang – orangan ( dibuat dari kertas manila ), pohon dan tumbuhan ( gunakan daun atau tumbuhan kecil ), sehingga anak dapat aktif dan kreatif.

- Surat Kabar Dan Majalah

Surat kabar / koran bekas dapat dimanfaatkan untuk membuat berbagai macam bentuk kegiatan sebagai contoh ” topi ” , seperti topi bajak laut, topi koki, topi pesawat, topi minang, mahkota raja dan sebagainya. Selain itu dapat juga dibuat baju, jubah, sarung dan sebagainya. Topi dan baju dari koran ini dapat dikombinasikan dan digunakan saat anda ingin memerankan tokoh tertentu dalam cerita yang akan anda sampaikan, misalnya : Raja Herodes, Penggembala, Petani, Nabi, dan sebagainya menurut jalan ceritanya.

- Gambar Flanel

Gambar Flanel adalah rangkaian gambar – gambar yang dapat dilekatkan pada sebidang papan atau kain flanel. Ketika menceritakan sebuah peristiwa, guru melakukannya sambil menempelkan gambar yang sesuai isi cerita, sehingga anak memahami cerita tersebut.7

- Kelebihan : Biaya lebih murah, peralatan dapat digunakan disegala ruang, siswa menjadi lebih aktif dan kreatif.

- Kekurangan : Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan, juga perlu kesediaan berkorban secara materil.

____________________

7 J. Reginald Hill, Penuntun Sekolah Minggu, ( Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1993 ), hal. 69

3.3.2 Alat bantu lihat ( visual yang dapat diproyeksikan )

- Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa ( tanpa harus membelakangi siswa ). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak ( Overhead Transparancy / OHT ) dan perangkat keras ( Overhead Projector / OHP ). Teknik pembuatan media transparansi, yaitu : Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu, Membuat sendiri secara manual.

- Film Bingkai / Slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2 X 2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah atau sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah biaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikannya dibutuhkan proyektor slide.

3.3.3 Alat Bantu Dengar ( Audio ) yang dapat diproyeksikan

- Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa – peristiwa penting dan baru, masalah – masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif.

- Kaset Audio yang dibahas disini khusus kaset audio yang sering digunakan di Sekolah. Keuntungannya yaitu media ini merupakan media yang ekonomis karena biaya pengadaan dan perawatan murah.

- Kelebihan : Menghemat suara, Suasana kelas dapat hening karena siswa butuh konsentrasi untuk mendengar.

- Kekurangan : Biaya lebih mahal, hanya dapat digunakan dalam ruangan yang ada aliran listrik, siswa pasif.

3.3.4 Alat Bantu Lihat Dengar ( Audio Visual ) yang dapat diproyeksikan

- Media Video merupakan salah satu jenis media audio visual selain film. Yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, biasa dikemas dalam bentuk VCD.

- Media Komputer ini memiliki semua kelebihan yang dimiliki oleh media lain. Selain mampu menampilkan teks, gerak, suara, dan gambar, komputer juga dapat digunakan secara interaktif bukan hanya searah.

- Media televisi dan video cassette, alat – alat bantu pendidikan ini lebih dikenal dengan Audio Visual Aids ( AVA ). Alat bantu lihat dengar yang complicated ( rumit ) misalnya : film, film strip, slide, dan sebagainya yang memerlukan listrik dan proyektor.10

____________________

10 Ruth Lautfer, Pedoman Pelayanan Anak, ( Malang : Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia, 1993 ), hal. 134 – 135

- Kelebihan : Memiliki semua kemampuan yang dimiliki media audio visual maupun film, dapat merangkum beberapa jenis media dalam satu progam.

- Kekurangan : Tidak berdiri sendiri melainkan merupakan bagian dari rangkaian kegiatan produk elektronik, memerlukan kecakapan khusus dalam pengoperasiannya, memerlukan peralatan kompleks ( kurang praktis ) dan biaya mahal.

Jadi setelah melihat kelebihan dan kekurangan dari masing - masing media pembelajaran, maka seorang guru harus mempunyai kemampuan untuk memilih media yang tepat bagi siswanya sesuai dengan sarana prasarana yang ada di Sekolah masing - masing.

BAB 4

MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN

DALAM PENGAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

Setelah penyusun memaparkan landasan teoritis mengenai media pembelajaran, arti, fungsi, macam, karakteristik sebuah media dan peranan dalam pembelajaran, serta pengajaran Pendidikan Agama Kristen secara sepintas, maka pada bab ini akan dibahas sejauh mana peran atau manfaat media pembelajaran alat peraga tersebut dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK) bagi siswa Sekolah Dasar.

Untuk mengetahui manfaat media pembelajaran alat peraga dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Sekolah Dasar, pertama - tama kita harus melihat tugas guru Pendidikan Agama Kristen, khususnya dalam kaitannya dengan pemanfaatan Media Pembelajaran dalam seluruh proses belajar mengajar. Mengingat secanggih atau semodern apa pun bentuk, model dan macam media alat peraga tersebut, namun tanpa ada kemampuan, ketrampilan atau kompetensi guru sebagai fasilitator, perancang dan pelaksana dari proses pembelajaran maka sebuah media pembelajaran alat peraga tersebut tidak bermanfaat atau berfungsi secara optimal.

Oleh sebab itu untuk mengawali bab ini, pertama-tama perlu diketahui tugas guru Pendidikan Agama Kristen, khususnya Kompetensi Guru PAK dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran bagi siswa Sekolah Dasar.

4.1 Tugas Guru PAK Kristen Dalam Memanfaatkan Media Pembelajaran

4.1.1 Guru Harus Memperhatikan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar, Secara Fisik, Mental Dan Spiritual

Siswa Sekolah Dasar merupakan periode yang berbeda dibandingkan kehidupan orang dewasa, Jean Piaget mengemukakan tahap perkembangan otak atau pemikiran siswa Sekolah Dasar termasuk dalam periode concrete operations dimulai usia 7 – 11 tahun ( siswa dapat mendefinisikan, membandingkan sesuatu yang berlawanan melalui logika ). Namun, hal tersebut sifatnya masih konkret, dan periode Formal Operations dimulai siswa usia 11 – 12 tahun ( dapat berpikir dan menangkap hal – hal yang abstrak ) simbol-simbol keagamaan mulai mempunyai arti.

4.1.1.1 Perkembangan Siswa Secara Fisik, Mental Dan Spiritual Masa

Usia 6 – 8 Tahun

Perkembangan Secara Fisik

Secara fisik, pada saat siswa mulai masuk Sekolah Dasar, siswa mulai bertumbuh dengan cepat. Siswa mempunyai banyak energi sehingga mereka selalu ingin aktif untuk melakukan sesuatu yang baru.

Perkembangan Secara Mental

Secara Mental, siswa adalah pengamat yang peduli terhadap lingkungan. Mereka mulai berpikir secara verbal dan mengungkapkan diri lebih lancar. Perkembangan siswa dalam kosa kata, baca tulis, dan berhitung sangat cepat. Guru perlu melakukan apa saja yang bisa untuk mendorong dan membangun siswa dalam konsep diri yang utuh.

Perkembangan Secara Spiritual

Secara spiritual, Guru dapat menjelaskan dengan cara yang sederhana dalam pengajaran Pendidikan Agama Kristen sehingga siswa mengerti tentang konsep keselamatan. Dalam hal ini, guru dapat berperan sebagai model pada saat melakukan kegiatan / aktivitas dengan siswa yang sesuai dengan materi yang diajarkan oleh guru. Siswa sangat membutuhkan bimbingan orang tua dan guru karena dengan bimbingan tersebut mereka dapat bertumbuh bahkan bersaksi bagi Tuhan.

4.1.1.2 Perkembangan Siswa Secara Fisik, Mental Dan Spiritual

Masa Usia 9 – 11 Tahun

Perkembangan Secara Fisik

Masa usia 9 – 11 tahun siswa memasuki kelas 4 – 6 Sekolah Dasar, dalam usia ini siswa memiliki banyak energi sehingga siswa menjadi aktif dan tidak pernah merasa lelah. Siswa lebih senang melakukan kegiatan berpetualang menemukan hal – hal yang baru, sehingga mereka lebih kreatif.

Perkembangan Secara Mental

Secara mental siswa lebih berpikir tajam dan kritis. Siswa sering mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang membuat mereka kritis dalam berpikir, dan menyiratkan bahwa mereka dapat berpikir dan berpendapat secara logis. Pertumbuhan konsep siswa mengenai waktu, ruang dan angka sangat cepat. Siswa kini memiliki pandangan dunia dan dapat menemukan letak negara – negara lain dengan mempelajari peta geografi. Siswa mulai dapat memahami simbolisme ( lambang ) dan hal – hal yang abstrak. Pada usia ini ingatan siswa dikatakan berada pada ” tahun emas ”, karena siswa dapat mengingat dengan cepat dan mudah. Tetapi siswa juga memiliki keterbatasan dalam proses berpikir karena mereka masih berpikir secara literal.

Perkembangan Secara Spiritual

Secara spiritual, siswa lebih siap diajari keselamatan dengan lebih lengkap. Dengan bimbingan yang benar, siswa mampu menyelidiki dan mencari sendiri kebenaran – kebenaran yang dinyatakan didalam Alkitab. Siswa dapat membedakan antara yang benar dengan yang salah dan siswa memiliki nurani yang lembut. Siswa dapat mengambil keputusan dengan tepat menerima Tuhan Yesus Kristus dan mempersembahkan diri

mereka untuk melayani Tuhan Yesus.[3]

4.1.2 Guru Harus Mampu Memilih Dan Menggunakan Media Pembelajaran

Mengapa Perlu Pemilihan Media? Media pada hakekatnya merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran. Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian integral dan harus sesuai dengan proses pembelajaran secara menyeluruh. Akhir dari pemilihan media adalah penggunaaan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa dapat berinteraksi dengan media yang kita pilih. Apabila kita telah menentukan alternatif media yang akan kita gunakan dalam pembelajaran, maka pertanyaan berikutnya sudah tersediakah media tersebut di sekolah atau di pasaran ? Jika tersedia, maka kita tinggal meminjam atau membelinya saja. Itupun jika media yang ada memang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah kita rencanakan, dan terjangkau harganya. Jika media yang kita butuhkan ternyata belum tersedia, mau tak mau kita harus membuat sendiri program media sesuai keperluan tersebut. Pemilihan media itu perlu kita lakukan agar kita dapat menentukan media yang terbaik, tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sasaran didik. Untuk itu, pemilihan jenis media harus dilakukan dengan prosedur yang benar, karena begitu banyak jenis media dengan berbagai kelebihan dan kelemahan masing-masing.

Dalam memilih media pembelajaran seorang guru terlebih dahulu harus mengenal dan memahami karakter siswanya dengan baik. Ada 2 (dua) karakteristik yaitu karakteristik umum dan karakteristik khusus.Karakteistik umum meliputi umur, jenis kelamin, tingkat kelas, tingkat kecerdasan, kebudayaan ataupun faktor sosial ekonomi dan Karakteristik khusus meliputi pengetahuan, kemampuan, serta sikap mengenai topik atau materi yang disampaikan atau diajarkan. Hal ini penting karena langsung berpengaruh dalam hal pengambilan keputusan untuk memilih media.[4]

Pemilihan media merupakan keputusan yang menarik dan menentukan terhadap ketepatan jenis media yang akan digunakan, yang selanjutnya sangat mempengaruhi efektvitas dan efisiensi proses pembelajaran. Dalam menentukan ketepatan media yang akan dipersiapkan dan digunakan melakui proses pengambilan keputusan adalah berhubungan dengan kemampuan yang dimiliki oleh media termasuk kelebihan dari karakteristik media yang bersangkutan dihubungkan dengan berbagai komponen pembelajaran. Belum tentu jenis media yang mahal, yang lebih modern, yang lebih serba maju akan mendukung terciptanya pembela-jaran yang efektif dan efisien . Sebaliknya jenis media sederhana, harganya murah, mudah dibuat atau mudah didapat mungkin lebih efektif dan efisien dibanding yang lebih modern tersebut Begitu juga posisi media dalam pola pembelajaran yang akan dilaksanakan sangat mempengaruhi keteptan jenis media yang akan digunakan.

Sebelum melakukan proses pemilihan media ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan.

1. Adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media tersebut

2. Tujuan pemilihan media harus dihubungkan dengan tujuan dari penggunaan media.

3. Penggunaan media pembelajaran untuk mencapai tujuan kognitif, afektif atau psikomotor harus diperhatikan masing-masing dari aspek tujuan tersebut.

4. Dalam pemilihan media harus diperhatikan pula dalam mempertimbangkan sebagai media pembelajaran apakah untuk sasaran individu, kelompok, atau klasikal, atau untuk sasaran tertentu, misalnya anak balita, orang dewasa, masyarakat petani, orang buta, orang tuli, dan sebagainya

\

Kriteria Pemilihan Media Pembelajara

Dalam memilih media sebagai sarana atau alat peraga dalam pemeblajaran disamping memperhatikan karakteristik sebuah media dan prosedur yang benar, juga perhatikan kriteria dalam memilih media, yaitu antara lain:

1. Alat peraga harus dipilih untuk menjelaskan inti cerita yang mau

disampaikian.

2. Alat peraga yang dipilih akan menolong anak mencapai tujuan khusus.

3. Alat peraga yang dipilih tepat bagi golongan usia yang diajar

4. Alat peraga yang dipilih akan dapat membangkitkan rasa ingin tahu,

berimajinasi, makin kreatif atau makin berani mengungkapkan

ekspresinya.

5. Alat peraga yang dipilih mudah didapat , terjangkau secara ekonomi.

6. Guru yakin menguasai alat peraga itu, sehingga penyampaian pelajaran

dapat terjadi dengan baik.[5]

Kemampuan seorang guru dalam memilih dan menggunakan media dalam pembelajaran bagi siswa Sekolah Dasar yang sering disebut dengan istilah alat peraga sangat penting bagi guru terutama dalam menyesuaikan penyampaian materi yang akan diajarkan kepada siswa, oleh karena itu media alat peraga yang dipilih dan digunakan harus:

1. Bisa menolong anak mencapai tujuan pembelajaran

2. Tepat bagi golongan usia siswa dengan memperkatikan perkembangan Secara Fisik, Mental Dan Spiritual.

3. Alat peraga yang dipilih sebaiknya mudah didapat dan terjangkau secara ekonomis

4.1.3 Guru Harus Memiliki Ketrampilan Memilih Metode Pengajaran

Yang Tepat

Metode merupakan alat perantara demi mencapai tujuan yang artinya cara-cara mengajarkan suatu pokok pelajaran untuk menjadikan efektif dalam penyampaiannya. Dalam penggunaan metode tidak ada metode atau teknik tertentu yang efektif untuk semua golongan atau umur dan semua kesempatan belajar mengajar. Oleh karena itu, guru tidak hanya menggunakan satu metode saja dan mengesampingkan metode yang lain. Beberapa cara atau teknik dapat digunakan sekaligus demi kesuksesan belajar mengajar. Meskipun demikian perlu disadari bahwa metode apapun yang digunakan guru keberhasilan pengajaran tidak hanya ditentukan oleh metode itu sendiri melainkan guru yang merupakan faktor penting dalam pembelajaran PAK. Pribadi guru dan seluruh hidupnya sangat mempengaruhi cara mengajar dan yang menentukan keberhasilan suatu metode pengajaran adalah kuasa Roh Kudus.

Seorang guru harus bisa mencari cara mengajar yang paling sesuai dari sekian banyak metode yang ada sering kali ia akan memakai beberapa metode dalam satu mata pelajaran. Pilihan tersebut tergantung pada kecakapan guru, sifat dan kebutuhan para murid, bahan ajaran, peralatan, dan fasilitas yang tersedia. Banyak faktor terlibat dalam menentukan metode – metode yang akan dipakai, terutama isi pelajaran yang akan disajikan di kelas. Seorang guru yang baik akan mengubah – ubah metodenya agar bisa memberikan pelajaran dengan efektif.

Ada beberapa contoh metode mengajar untuk menolong guru dalam mengajar dengan suasana yang lebih menyegarkan dan efektif, sebagaimana yang tertera dibawah ini :

- Metode Tanya Jawab – Question And Answer

Bentuk tanya jawab yang bersifat mencari informasi, tertutup dalam arti tanya jawab dengan benar atau salah, menuntut

_______________________

3 Ruth S Kardarmanto, Tuntunlah Ke jalan Yang Benar, ( Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2003 ) hal 119 – 120

pemikiran yaitu fakta, sebab arti dan perasaan serta terbuka.

- Metode Diskusi – Discussion

Guru mengajukan pertanyaan yang bersifat merangsang, yang dapat membangkitkan minat murid untuk berpartisipasi dalam diskusi yang positif.

- Metode Drama

Metode yang penyajiannnya bersifat dramatis melalui pantomim, peragaan gambar, maupun monolog.

- Metode Ceramah

Melalui metode ceramah, guru menyampaikan satu pokok pelajaran kepada murid secara teratur dan sistematis dalam bentuk pidato.

- Metode Cerita

Cara ini paling digemari untuk dipergunakan bagi semua tingkatan umur. Yesus adalah seorang pencerita ulung dengan memakai tindakan dan kata – kataNya, Ia melukiskan watak manusia dalam cerita – ceritaNya.

- Metode Role Play

Role Play adalah bersifat materi faktual ketrampilan, pemahaman

pendalaman dan aplikasi, siswa aktif memiliki kesempatan berekspresi.5

Jika guru sudah memahami psikologi perkembangan siswa dan memiliki kemampuan memilih media, terampil dalam menggunakan metode, maka guru tentunya akan mudah pula didalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) yang sesuai dengan keadaan pendidikan, kekhasan dan kondisi sosial budaya daerah setempat.

4.2.Manfaat Media Pembelajaran Dalam Pengajaran PAK

Berdasarkan landasan teoritis yang telah dikemukakan di atas pada umum media alat peraga dapat memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Sedangkan secara khusus manfaat media alat peraga bagi guru dan siswa adalah sebagai berikut :

4.2.1. Manfaat Bagi Guru:

4.2.1.1 Penyampaian Materi Dapat Diseragamkan

Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antara guru dan siswa dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi. Pada saat guru menyampaikan materi pelajaran, dengan menggunakan media alat peraga dalam pengamatan dan persepsi siswa dapat diseragamkan, sebagai contoh :

Manfaat Media Alat Peraga Gambar Dalam Pengajaran Pendidikan Agama Kristen

Gambar adalah alat peraga yang cocok bagi segala usia, alat peraga gambar digunakan dalam bentuk siap pakai, pada saat guru menyampaikan cerita dalam alkitab sebaiknya sambil menunjukkan gambar yang sesuai dengan isi cerita. Sebagai contoh saat guru menyampaikan cerita mengenai “ Pengharapan Dalam Rumah Tuhan “ dari bahan Alkitab Hagai 1 : 1 – 14 dan Matius 6 : 33, inti cerita ; manusia seringkali terjebak pada rutinitas hidup yang dijalani. Hari demi hari berlalu serasa sia - sia dan tanpa pengharapan. Kehidupan semacam itu bisa terjadi karena manusia cenderung memperhatikan diri sendiri dan tidak mengutamakan Tuhan dalam hidupnya. Bangsa Israel juga merasakan hidup yang sia – sia karena tidak mengutamakan Tuhan dalam pembangunan rumah Tuhan. Bangsa Israel malah mengupayakan membangun rumahnya sendiri dan melupakan pembangunan rumah Tuhan. Hagai meminta mereka untuk membangun rumah Tuhan terlebih dahulu supaya kehidupan mereka terjaga dan relasi dengan Tuhan menjadi baik. Dengan demikian hidup akan menjadi lebih bermakna dan berpengharapan.

Nabi Hagai telah mengingatkan bangsa Israel untuk segera membangun rumah ibadah. Umat Israel pun segera sadar dan mau melakukannya, mereka segera membangun rumah Tuhan untuk beribadah, agar kehidupannya menjadi bermakna (guru memperlihatkan gambar Bait Allah yang baru milik bangsa Israel). Melalui gambar tersebut tentunya pengamatan dan persepsi siswa mengenai rumah Ibadah bangsa Israel dapat diseragamkan.

Papan tulis juga dapat bermanfaat dalam penyampaian materi pembelajaran persepsi bagi siswa dapat diseragamkan. Peran papan tulis tidak kalah pentingnya sebagai sarana mengajar, papan tulis diterima dimana saja sebagai alat peraga yang sangat efektif contohnya dalam pengajaran Pendidikan Agama Kristen.

Materi pokok kelas 5 mengenai konsep keselamatan perihal Kristus adalah satu – satunya jalan keselamatan, dalam Yohanes 14 : 6 kata Yesus kepadanya : “ Akulah jalan dan kebenaran dan hidup tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku “, bila seorang guru menggambar salib yang ada diantara jurang pemisah di papan tulis, sambil bercerita menjelaskan bahwa ; Allah telah menjembatani jurang pemisah antara manusia dengan diriNya dengan mengirimkan AnakNya yaitu Yesus Kristus untuk mati dikayu salib menggantikan kita.6

Melalui media alat peraga papan tulis guru menggambar jurang pemisah yang dijembatani dengan salib Yesus, maka pemahaman siswa dapat diseragamkan bahwa Yesus satu – satunya jalan keselamatan.

4.2.1.2 Efisiensi Dalam Penggunaan Waktu Dan Tenaga

Dengan media alat peraga diantaranya menggunakan gambar dan papan tulis tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin, hal ini seperti dikemukanan oleh : ……………….(Cari sumbernya) Guru tidak harus menjelaskan materi ajar secara berulang – ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan alat peraga gambar dan papan tulis seperti contoh uraian tersebut diatas, maka siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.

4.2.1.3.Proses Pembelajaran Menjadi Lebih Interaktif, Menarik

dan menyenangkan. Dengan media alat peraga diantaranya

gambar flanel, surat kabar dan majalah bekas akan terjadi

komunikasi dua arah secara aktif.

______________________

6 Agus B Lay, Pusat Latihan Hidup Baru, ( Jakarta : Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia, 1997 ) hal 47

Contoh:

Manfaat Media Alat Peraga Gambar Flanel

Gambar flanel adalah rangkaian gambar – gambar yang dapat dilekatkan pada sebidang papan atau kain flanel. Ketika menceritakan sebuah peristiwa, guru melakukannya sambil menempelkan gambar yang sesuai isi cerita. Untuk memperdalam cerita, biasanya guru memberi tugas kepada siswa untuk mengulangi menempelkan potongan gambar ke kain flanel, dengan tujuan agar siswa dapat memahami materi pelajaran.

Sebagai contoh saat guru menjelaskan materi pokok kelas I siswa usia 6 – 7 tahun mengenai materi “ Tuhan Penciptaku “ ( bahan Alkitab Kejadian 2 : 7 ). Betapa ajaib dan indahnya ciptaan Tuhan dan hal itu terlihat dalam diri manusia, Tuhan menciptakan manusia dengan seluruh anggota tubuh dan dengan ciri khas masing – masing misalnya seorang laki – laki atau perempuan. Betapa mulia dan berkuasaNya Tuhan Allah sang pencipta.7 Agar tujuan belajar tercapai maka guru menggunakan alat peraga gambar flanel yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu sebelum memulai pelajaran. Guru sudah menyiapkan potongan gambar anggota tubuh laki – laki dan perempuan, juga

_____________________

7 Jonse B Non - Serrano, Pendidikan Agama Kristen Untuk Kelas I, ( Bandung : Bina Media Informasi, 2009 ), hal. 16, 19

kain flanelnya. Sambil bercerita guru menempelkan potongan anggota tubuh ke kain flanel menjadi bagian tubuh yang utuh. Untuk memperdalam cerita, guru melepas satu persatu susunan gambar dari kain flanel, kemudian guru mengulangi cerita tersebut dan memberi tugas kepada siswa untuk menempelkan gambar anggota tubuh secara utuh ke kain flanel ( gambar 3 terlampir ). Dengan alat peraga tersebut, guru bukan saja dapat menjelaskan banyak hal dalam waktu yang lebih singkat namun guru juga dapat memperoleh hasil yang memuaskan, sebab siswa diikut sertakan dalam kegiatan belajar mengajar.

Manfaa Surat Kabar dan Majalah dalam Pengajaran

Surat kabar dan majalah ( bekas ) dapat dimanfaatkan untuk membuat berbagai macam bentuk kegiatan dalam pengajaran, dengan media alat peraga surat kabar dan majalah

( bekas ) dapat membantu siswa menyerap materi pelajaran, bila dengan mendengar informasi verbal dari guru saja siswa kurang memahami pelajaran tetapi juga diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan, dan mengalami sendiri, melalui media alat peraga surat kabar dan majalah ( bekas ) yang dapat dimanfaatkan untuk ketrampilan maka pemahaman siswa akan lebih baik. Sebagai contoh saat guru menjelaskan mengenai materi pokok kelas II usia 7 – 8 tahun “ Yesus Menyembuhkan Hamba Seorang Perwira ” bahan Alkitab Matius 8 : 5 – 13. Ketika Yesus sampai di Kapernaum, seorang perwira datang dan memohon agar Tuhan Yesus menyembuhkan hambanya yang sakit Tuhan Yesus lalu berkata, bahwa Ia akan datang ke rumah perwira itu. Tetapi sang perwira itu berkata, bahwa ia tidak layak menerima kedatangan Tuhan Yesus di rumahnya. Cukup Tuhan Yesus berkata satu patah kata saja, maka ia yakin bahwa hambanya itu akan sembuh. Dengan iman percaya dan sikapnya yang rendah hati dari pribadi sang perwira tersebut, maka hambanya yang sakit menjadi sembuh. Untuk memperdalam cerita tersebut diatas guru memberikan kegiatan kepada siswa dengan menggunakan media alat peraga surat kabar dan majalah ( bekas ) dibuat “ Topi Perwira ” agar siswa selalu ingat akan peristiwa cerita yang disampaikan oleh guru.

4.2.1.3 Proses Pembelajaran Menjadi Lebih Interaktif , Menarik dan Menyenangkan.

______________________

5 Jonse Belandia Non – Serrano, Profesionalisme Guru & Bingkai Materi, ( Jakarta : Bina Media Informasi, 2005 ), hal. 41 – 43

4.2.2. Manfaat Bagi Siswa:

4.2.2.1. Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar

4.2.2.2.Membantu Siswa Untuk Mempertahankan

Konsentrasi

4.2.2.3 Meningkatkan Perhatian Siswa terhadap materi Pengajaran.

4.2.2.4 Meningkatkan daya serap dan daya ingat siswa terhadap

materi pengajaran.

4.2.2.5.Meningkatkan prestasi Belajar Siswa

…………(Cari dari mana pernyataan ini)

( gambar 4 terlampir ).8

4.2.4 Membantu Siswa Untuk Mempertahankan Konsentrasi

Dalam membantu siswa mempertahankan konsentrasi bukan pekerjaan mudah semakin muda usia seseorang ( anak ) kemampuanya untuk mencurahkan perhatianpun semakin kurang. Jika guru hanya bercerita secara lisan apalagi caranya bercerita juga monoton, maka kurang dari 15 menit perhatian siswa sudah ke hal lain. Untuk menyiasati hal ini, maka guru dapat memanfaatkan macam - macam alat peraga, diantaranya alat peraga gambar flannel. Sebagai contoh, pada saat guru menjelaskan kepada siswa mengenai Tema “ Tanah liat Tukang Periuk “ dari bahan Alkitab Yeremia 18 : 1 - 6. Tentunya guru akan menceritakan dulu mengenai siapa nabi Yeremia, mengapa dia diutus Tuhan ke rumah Tukan Periuk yang sedang bekerja. Agar siswa memiliki minat didalam mengikuti pelajaran maka sebaiknya guru menggunakan alat peraga gambar flanel. Dengan mengawali mengajukan pertanyaan kepada siswa : Siapa yang pernah melihat tukang periuk saat dia bekerja? ( guru menunjukkan gambar 1 orang yang sedang membuat periuk, dan menunjuk salah satu siswa untuk menempelkan gambar tersebut ke kain flanel ) guru membaca Firman Tuhan Yeremia 18 : 1 – 6.

_______________________

8 Hari gunawan, Pendidikan Agama Kristen SD II, ( Bandung : jurnal Info media, 2009 ), hal. 29

Firman Tuhan tersebut berisi pernyataan Allah kepada Yeremia bahwa umat Yehuda itu seperti tanah liat dalam tangan tukang periuk, bagaimana jika periuk itu rusak? ( guru menunjukkan gambar ke 2 gambar periuk yang retak dan menunjuk salah satu siswa untuk menempelkan gambar tersebut ke kain flanel ) tentunya tukang periuk itu akan meleburnya kembali ( guru menunjukkan gambar ke 3 gambar periuk yang sedang dileburnya dan menyuruh salah satu siswa untuk menempelkanya ke kain flanel ) setelah dilebur kembali periuk tersebut dibuat lagi menjadi periuk yang bagus ( guru menunjukkan gambar ke 4 yaitu gambar periuk yang bagus dan menempelkannya ke kain flanel ) Allah menggunakan tanah liat dan tukang periuk sebagai suatu pelajaran peraga. Pelajaran peraga ini masih berlaku sampai saat ini. Melalui alat peraga gambar flanel siswa dapat mempertahankan konsentrasi sebab siswa dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran. 9 ( gambar 5 terlampir )

4.2.5 Mengubah Peran Guru Ke Arah Yang Lebih Positif

Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian. Seperti membantu kesulitan belajar siswa, memberi motivasi belajar dan lain – lain, diantaranya alat peraga yang dipilih Peta dan Boks Pasir.

________________________

9 Guru Madya, Berbagai Pesan Dari Para Nabi, ( Malang : Gandum Mas, tth ) hal 25

5. Manfaat Media Alat Peraga PETA dalam pengajaran Pendidikan Agama Kristen

Peta dapat menolong siswa untuk mempelajari bentuk dan letak negara - negara dan kota - kota yang disebutkan didalam Alkitab, dengan PETA siswa menjadi tahu ilmu bumi dan sejarah Alkitab. Sebagai contoh saat guru menjelaskan materi pokok kelas IV mengenai “ Pertolongan Allah pada Bangsa Israel ketika di Padang Gurun “ bahan Alkitab Keluaran 13 : 17 – 22. Media alat peraga yang digunakan guru diantaranya PETA yang ada di dalam Allkitab, dengan alat peraga PETA guru memberi tugas kepada siswa untuk menunjukkan letak Laut Teberau dalam peta, dimana dalam Keluaran 13 : 8 “ Tetapi Allah menuntun bangsa Israel berputar dari Mesir ke Kanaan melalui padang gurun menuju ke Laut Teberau.” Sehingga siswa banyak memiliki waktu untuk belajar dan siswa memiliki wawasan yang luas. ( gambar 6 terlampir )

6. Manfaat Media Alat Peraga Boks Pasir dalam pengajaran Pendidikan Agama Kristen

Boks Pasir dapat dipakai untuk membentuk Gunung, Lembah dan Sungai yang mengalir dan sebagainya, sehingga siswa menjadi aktif dan kreatif. Penggunaan alat peraga Boks Pasir biasanya di lakukan setelah selesai guru bercerita tentang firman Tuhan, sedangkan tujuan alat peraga tersebut diberikan untuk memperdalam cerita. Sebagai contoh dalam penggunaan Boks Pasir, setelah guru selesai membawakan cerita tentang Paskah dari bahan alkitab Matius 28 : 1 - 10, untuk memperdalam cerita yang disampaikan, maka guru mengajak siswa ke lokasi Boks Pasir yang sudah dipersiapkan juga peralatan lain yang digunakan sesuai dengan isi cerita. Cara pemakaian alat peraga tersebut, guru memasukkan peralatan lain yang sudah dipersiapkan ke dalam Boks Pasir, dan siswa mengulangi cerita Paskah melalui alat peraga tersebut, melalui alat peraga Boks Pasir siswa dapat berimajinasi, dengan memerankan isi cerita yang telah disampaikan oleh guru. ( gambar 7 terlampir )

Dengan menggunakan media alat peraga diantaranya Peta dan Boks Pasir, maka guru dapat berbagi peran dengan media alat peraga tersebut, sehingga guru banyak memiliki waktu memberikan perhatian dan motivasi kepada siswa dalam pembelajaran.

4.2.6 Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa

Manfaat media alat peraga boks pasir dan peta bukan hanya dapat mengubah peran guru kearah yang lebih positif. Namun juga dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, sebab alat peraga boks pasir dan peta dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam. Bila dengan mendengar informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami pelajaran. Tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui media alat peraga diantaranya boks pasir dan peta seperti contoh uraian tersebut diatas, tentunya pemahaman siswa akan lebih baik.10

Dari beberapa pendapat yang telah penulis paparkan di atas, manfaat media alat peraga dapat simpulkan bahwa media alat peraga diantaranya : gambar, papan tulis, gambar flanel, boks pasir dan peta, sangatlah bermanfaat bagi guru dalam proses belajar mengajar terutama dalam pengajaran Agama Kristen. Media alat peraga dapat meningkatkan mutu pembelajaran, sebab dengan media alat peraga imajinasi anak dirangsang, perasaannya disentuh dan kesan yang dalam diperoleh, sedangkan bagi siswa media alat peraga dapat memberi semangat dalam belajar, siswa dapat menerima dan mengingat materi pelajaran dengan lebih baik dan pada akan mengikatkan prestasi belajar siswa seperti yang telah dikemukakan oleh……..

_______________________

10 Ruth Lautfer, Pedoman Pelayanan Anak, ( Malang : Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia, 1993 ), hal. 136

Adapun Manfaat media dalam pembelajaran Pendidikaan Agama Kristen adalah:

Pertama, Media pembelajaran alat peraga dapat meningkatkan kreatifitas dan perhatian siswa Sekolah Dasar dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen, sebab media pembelajaran dapat merangsang imajinasi, pikiran, perasaan dan kemauan (kehendak ) siswa, sehingga termotivasi untuk belajar lebih giat lagi.

Kedua , media pembelajaran dapat membantu tercapainya keberhasilan belajar, yaitu tercapainya kompetensi pada diri siswa, sebagaimana fokus dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) yang sudah dilaksanakan mulai tahun 2006 / 2007.

Ketiga, Pemanfaatan media pembelajaran dapat memotivasi siswa untuk lebih giat belajar. Jika motivasi belajar siswa ditingkatkan, maka diharapkan prestasi belajar Pendidikan Agama Kristen juga akan meningkat. Ketiga, Sebagian besar pendidik ( guru ), terutama guru Pendidikan Agama Kristen, sekolah dasar dalam pembelajarannya kurang memanfaatkan dan menggunakan alat peraga sebagai media pembelajaran. Mungkin karena kurang mengetahui, memahami manfaat media pembelajaran dan kurang memiliki ketrampilan yang memadai dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran.

Menurut Dianna Booher (dalam The Confindent Communicator (Wheaton: Victor Book, 1990)

Jika Guru hanya bercerita secara lisan (apalagi caranya bercerita juga monoton), maka kurang dari 5 menit, perhatian anak—anak sudah berpindah ke hal lain. Untuk menyiasati hal ini, maka Guru dapat memanfaatkan alat peraga. Pemanfaatan media juga dapat membangkitkan Emosi Manusia. Ada pepatah: "sebuah gambar mewakili ribuan kata-kata." Menyampaikan suatu berita dengan gambar-gambar akan lebih berhasil dibandingkan dengan hanya melalui kata-kata. Apalagi bila ada suara hidupnya tentu akan lebih mudah menyampaikan berita tertentu dibandingkan dengan melalui kata-kata.

Dalam hubungannya dengan keterbatasanaa daya serah dan daya ingat, ternyata Media dapat menambah daya Daya Pengertian . Jika nilai-nilai penggunaan yang telah disebutkan tadi disimpulkan, jelas bahwa alat peraga dapat membantu murid mengerti lebih baik. Melalui indera penglihatan dan pendengaran, murid dapat mengerti pelajaran dengan memahami perbedaan arti, perbedaan warna serta bentuk besar dan kecil. Dengan demikian hal itu akan menambah daya pengertian siswa.

BAB 5

PENUTUP

Media pembelajaran sangat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk untuk meningkatkan kualitas pengajaran Pendidikan Agama Kristen. Beberapa media pendidikan yang sering digunakan dalam pembelajaran Sekolah Dasar disebut alat peraga. Media alat peraga adalah alat, bahan ataupun berbagai komponen yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar untuk menyampaikan pesan dari pemberi pesan dalam hal ini guru kepada penerima pesan untuk mempermudah penyampaian pesan atau konsep.

Dalam Kitab Perjanjian Lama kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama yang telah dilakukan oleh para Nabi, dan dalam Perjanjian Baru oleh Tuhan Yesus dan Para Rasul dalam pengajarannya juga telah memanfaatkan alat peraga sebagai media pembelajaran, walaupun bentuknya masih sangat sederhana. Dalam setiap proses belajar mengajar pada masa sekarang, alat peraga sangat menolong guru dalam menyampaikan pesan atau konsep kepada siswa. Dan alat peraga sangat menolong siswa untuk menerima, memahami dan mengingat pesan atau konsep yang disampaikan oleh guru. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan media alat peraga dalam proses belajar mengajar, dibutuhkan kemampuan dari guru sebagai pendidik dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran. Oleh sebab itu seorang guru harus memahami karakteristik suatu media, diantaranya bentuk, macam, kelemahan dan kelebihan suatu media. Supaya penggunaan media alat peraga dapat memotivasi siswa dalam belajar, maka dibutuhkan pula metode serta persiapan - persiapan yang cukup dalam pengajarannya. Seorang Guru tidak hanya menguasai materi yang akan disampaikan, tetapi juga harus memahami perkembangan pemikiran siswanya dengan baik, serta memilih media yang sesuai, agar dalam setiap pengajarannya dapat mencapai tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan.

Media alat peraga seperti gambar, peta, papan tulis, boks pasir, dan lain - lain, dalam proses pembelajaran, dapat membangkitkan minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat adalah modal dasar yang besar terhadap belajar, dengan adanya minat seseorang akan melakukan sesuatu, sebaliknya tanpa ada minat atau kemauan tidak mungkin melakukan sesuatu. Dengan demikian media alat peraga yang digunakan dalam setiap pembelajaran dapat menghasilkan kesan yang dalam bagi siswa. Menurut ilmu Pendidikan, media dapat menolong siswa untuk mengingat dengan baik, yaitu dapat mengingat sampai 50% dari apa yang didengar dan dilihat. Demikian digambarkan dalam diagram Cone of learning dari Edgar Dale yang secara jelas memberi penekanan terhadap pentingnya media dalam pendidikan.

5.1 KESIMPULAN

Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Sedangkan pembelajaran adalah usaha guru untuk menjadikan siswa melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan informasi dari guru ke siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dan pada akhirnya dapat menjadikan siswa melakukan kegiatan belajar. Manfaat media pembelajaran tersebut adalah : penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan, proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, efisiensi dalam waktu dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar serta mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

Berdasarkan pembahasan tentang peranan media dalam proses pembelajaran pendidikan agama Kristen untuk Sekolah Dasar, maka dapat penulis simpulkan sebagi berikut :

Pertama : Dalam setiap proses pengajaran, media pembelajaran sangat menolong guru dalam menyampaikan pesan atau suatu konsep abstrak kepada Siswa Sekolah Dasar.

Kedua : Bagi siswa tingkat Sekolah Dasar, media alat peraga sangat menolong dalam menerima, memahami dan mengingat pesan atau konsep yang disampaikan oleh guru. Dengan alat peraga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat meningkat, sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Ketiga : Media alat peraga merupakan salah satu peralatan yang efektif dan efisien dalam membantu tercapainya proses belajar mengajar yang efektif, sehingga dengan media alat peraga, pengajaran Pendidikan Agama Kristen dapat lebih berhasil, karena perhatian siswa terhadap materi pembelajaran yang disampaikan mengalami peningkatan.

Keempat : Para Nabi dalam Perjanjian Lama juga telah memulai memanfaatkan alat peraga sebagai media dalam pengajarannya, walaupun bentuknya dan pengunaannya masih sangat terbatas.

Dalam Perjanjian Baru Tuhan Yesus sebagai guru Agung juga menggunakan alat peraga sebagai media dalam menyampaikan suatu pesan atau konsep pengajaran - Nya, sehingga pengajaran - Nya dapat berhasil : Salah satunya seperti dikisahkan oleh Matius, ”Dan setelah......takjublah orang banyak itu mendengar pengajaranNya” ( Matius 7 : 28 - 29 ).

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pemanfaatan media pembelajaran dalam pengajaran Agama Kristen bagi siswa Sekolah Dasar, bahwa media Pembelajaran dalam proses pengajaran sangat efektif, dapat memotivasi siswa dalam belajar, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, maka sebagai akhir dari skripsi ini Penulis akan memberikan saran sebagai berikut :

Pertama : Mengingat media pembelajaran sangat membantu dalam penyampaian materi atau konsep kepada siswa Sekolah Dasar maka Guru sebagai faktor utama dalam keberhasilan dalam proses pembelajaran harus memahami media yang meliputi macam, bentuk maupun karakteristik media sehingga dapat memilih dan menggunakannya dengan baik dalam setiap proses pembelajaran.

Kedua : Kepada Pimpinan Lembaga Pendidikan, khususnya kepada kepala Sekolah di Sekolah Dasar, supaya memfasilitasi pembelajaran dengan menyediakan alat peraga sebagai media dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen.

SARIPATI

Media Pembelajaran adalah salah satu alat bantu mengajar bagi guru untuk meningkatkan kreatifitas dan perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Dengan media siswa akan lebih termotivasi, imajinasi siswa dirangsang, perasaannya disentuh , dan kesan yang mendalam diperoleh siswa.

Penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap materi pelajaran, sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Itulah sebabnya, pengajaran Pendidikan Agama Kristen dengan media pembelajaran alat peraga bagi siswa Sekolah Dasar menjadi topik yang sangat penting untuk dibahas.

Dalam pengajaran Pendidikan Agama Kristen, pemanfaatan media pembelajaran sebenarnya bukan hal yang baru, pada masa Perjanjian Lama sudah memakai media alat peraga sekalipun masih sangat terbatas.

Dalam Perjanjian Baru, sebagai guru Tuhan Yesus selalu mencari dan menemukan berbagai cara dalam menghadapi situasi pendengar – Nya yaitu dengan media alat peraga untuk menyampaikan maksud pengajaran – Nya, sehingga lebih menarik dan dapat diterima dengan baik.

Pada umumnya keberadaan media muncul karena keterbatasan kata – kata, waktu, ruang, dan tenaga. Dalam pemanfaatan media pembelajaran dapat dilihat dalam kerucut pengalaman dari Edgar Dale dalam diagram Cone Of Learning, dari diagram tersebut secara umum media pembelajaran memiliki kegunaan :

- Memperjelas pesan

- Menguasai keterbatasan ruang, waktu, dan panca indera

- Menimbulkan gairah belajar pada siswa

Untuk mengetahui manfaat media alat peraga dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen di Sekolah Dasar, pertama – tama tentunya kita akan melihat tugas guru Pendidikan Agama Kristen khususnya dalam kaitannya dengan pemanfaatan media dalam seluruh proses pengajarannya. Sebab yang menikmati hasil dari manfaat penggunaan media pembelajaran pertama kali tentunya seorang guru. Sedangkan siswa telah menerima dampak dari pemanfaatan media pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang terampil dalam menggunakan media alat peraga dalam proses pengajaran Pendidikan Agama Kristen tersebut yang menghasilkan perhatian siswa terhadap materi pelajaran lebih meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Alkitab ( Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia, 2006 )

Agus B Lay, Pusat Latihan Hidup Baru, ( Jakarta : Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia, 1997 ) hal 47

Chris Marantika, Kepercayaan Dan Kehidupan Kristen, ( Yogyakarta : STT II , 1996) hal 218

Dien Sumiyatiningsih, Tuhan Penolongku 6 PAK,Referensi KTSP Dengan Kecerdasan Majemuk, ( Yogyakarta : CV ANDI Offset, 2007 ) hal 19

Dien Sumiyatiningsih, Mengajar Dengan Kreatif Dan Menarik, ( Yogyakarta : ANDI Offset, 2006 ) hal 124

Pedoman Guru II, ( Semarang : Gereja Isa Almasih, tth ) hal 45

Green L, Creatives Silde, ( Colorado : Libraries Unlimited, Inc Littleton, 1996 )

Guru Madya, Berbagai Pesan Dari Para Nabi, ( Malang : Gandum Mas, tth ) hal 25

Hari Gunawan, Pendidikan Agama Kristen SD II, ( Bandung : Jurnal Info Media, 2009 ) hal 29

Homrighausen, Pendidikan Agama Kristen, ( Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2000 ) hal 8

H. Asnawir, Media Pembelajaran, ( Jakarta : Delia Citra Utama, 2002 ) hal 156

Jonse Belandia Non – Serrano, Pedoman Untuk Guru PAK SD – SMA Dalam Melaksanakan Kurikulum Baru, ( Bandung : Bina Media Informasi ) hal 23

Jonse Belandia Non – Serrano, Pendidikan Agama Kristen Untuk Kelas I, ( Bandung : Bina Media Informasi, 2009 ) hal 16, 19

Jonse Belandia Non – Serrano, Pendidikan Agama Kristen Untuk Kelas II, ( Bandung : Bina Media Informasi, 2009 ) hal 29, 31

Jonse Belandia Non - Serrano, Profesionalisme Guru Dan Bingkai Materi, ( Jakarta : Bina Media Informasi, 2005 ) hal 41 – 43

J.Reginald Hill, Penuntun Sekolah Minggu, ( Jakarta : Yayasan Bina Kasih )

hal 180

Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : PT Gramedia, 2008 ) hal 1342

Kartini Kartono, Psikologi Anak, ( Bandung : PT Alumni, 1986 ) hal 136

N. Titus, Sejarah Suci, ( Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 1995 ) hal 221 – 222

Oemar Hamalik, Media Pendidikan, ( Bandung : Offset Alumni, 1982 ) hal 22 – 23

Paulus Lilik Kristanto, Prinsip Dan Praktek PAK, ( Yogyakarta : ANDI Offset,2006 ) hal 92 – 93

Ruth Lautfer, Pedoman Pelayanan Anak, ( Malang : Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil indonesia, 1993 ) hal 135

Ruth S Kadarmanto, Tuntunlah Ke Jalan Yang Benar, ( Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 2003 ) hal 119 – 120

Yusuf Syamsul, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001 )

Warner C Braedorf, Prinsip Dan Praktek PAK, ( Yogyakarta : Andi Offset, 2006 ) hal 4 – 5 disunting oleh Paulus Lilik Kristanto



[1] Baharudin, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta, Ar-Ruzz Media, 2007) hal. 64-65

[2] Homrighausen, Pendidikan Agama Kristen ( Jakarta : BPK Gunung Mulia , 1999 ) hal 2 - 8

[3] Paulus Lilik Kristanto, Prinsip Dan Praktek PAK, ( Yogyakarta : Andi Offset, 2006 ), hal. 92 – 93

[4] H. Asnawir, Media Pembelajaran, ( Jakarta : Delia Citra Utama, 2002 ), hal. 130

[5] ________________, Mengajar Anak – Anak Secara Efektif , (Jakarta: Lembaga Penginjilan Anak, 1997) 124

Tidak ada komentar:

Posting Komentar